Kamis, 10 Oktober 2013

I HEAR YOUR VOICE Episode 15 - 1



Hye-sung: “Maafkan aku, Do-yeon.”

Do-yeon mengatakan bahwa Hye-sung mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal. Tapi Hye-sung mengingatkan bahwa ayah Do-yeon dan kepala jaksa menghalangi Do-yeon mengambil kasus ini karena Hwang Dal-joong adalah ayah kandung Do-yeon.

Do-yeon yang masih tidak terima menyuruh Hye-sung untuk pergi. Tapi Hye-sung tidak mau. Sampai akhirnya Do-yeon yang beranjak pergi dari sana, dan dihadang Hye-sung di depan pintu.


Hye-sung: “Do-yeon, ini adalah tentang ayahmu.”
Do-yeon: “Nama ayahku adalah Seo Dae-suk. Aku hanya punya satu ayah.”

Hye-sung meninggikan suaranya, “Hwang Dal-joong adalah ayah biologismu. Orang yang kau percayai sebagai ayahmu, memasukan ayah biologismu ke dalam penjara untuk 26 tahun.”

Do-yeon mengatakan becandaan Hye-sung sudah keterlaluan. Hye-sung dengan suara pelan meminta pertolongan Do-yeon.

“Cepat Pergi!” emosi Do-yeon memuncak.

Episode 15
I’m Not Going to Ruin Anything




Soo-ha menyiapkan es batu untuk mengompres pipi Hye-sung yang di tampar oleh Do-yeon. Hye-sung mengatakan saat Do-yeon menamparnya, dia melihat bintang di depan matanya, matanya berkunang-kunang.

Soo-ha: “Dan kau hanya berdiri dan menerimanya?”
Hye-sung: “Jika aku membalasnya, maka aku akan sama seperti dia.”

Hye-sung telah merenungkan akan menuntut Do-yeon dengan penyerangan atau tidak, tapi karena dia merasa kasihan dengan situasi Do-yeon maka dia menahannya.


Hye-sung merasa kesakitan. Soo-ha bilang bekasnya akan menimbulkan memar. Hye-sung khawatir karena besok banyak persidangan yang harus dia hadiri.

Soo-ha menanyakan dimana rumah Do-yeon, dia akan menghukumnya. Dan Soo-ha meminta Hye-sung untuk pergi bersamanya jika lain kali akan menemui Do-yeon lagi.

Hye-sung tersenyum: “Soo-ha, kau mengingatkanku pada ibuku.”
Soo-ha: “Aku?”
Hye-sung: “Ya. Saat aku pulang ke rumah setelah di pukul oleh seseorang, dia akan menanyakan di mana rumah mereka sambil mengambil gagang sapu. Seperti apa ibumu?”
Soo-ha: “Ibuku?”
Hye-sung: “Ya. Aku pikir kau belum pernah menceritakan tentang ibumu sebelumnya.”

Soo-ha diam saja. Hye-sung bertanya apakah dia tidak sopan menanyakan hal itu, dan dijawab iya oleh Soo-ha. Hye-sung pun berjanji tidak akan menanyakannya lagi.
***


Detektif Kang dibangunkan oleh rekannya, karena sekarang giliran dia berjaga.

Detektif Kang mengeluh sambil mengantuk: “Kapan pengintaian ini akan berakhir? Seluruh tubuhku rasanya patah-patah.”
Detektif 1: “Sebelum kita dapat menangkap bajing*n itu, Min Joo-guk, aku pikir kita akan mati duluan karena kelelahan ini.”

Detektif Kang mengeluh lagi, dia mengharapkan Min Joon-guk segera menapakan diri, dan jika saja dia mengetahui rencananya.



Beralih ke gedung aparteman kumuh, atau sepertinya gedung yang terbengkalai. Tampak seorang pria sedang mengerjakan sesuatu di mejanya dengan penerangan lampu kecil. Pria itu sedang memasukan kertas artikel pada sebuah amplop. Tangan kirinya tidak ada, dan memang benar dia adalah Min Joon-guk. With new look.”
***



Do-yeon sedang menyiram tanaman di halam rumahnya. Dia teringat percakapan dengan ayahnya yang baru bertemu dengan kepala jaksa, ayahnya yang menentangnya mengambil kasus Hwang Dal-joong. Dan juga kata-kata Hye-sung terakhir yang mengatakan bahwa alasan Do-yeon ditentang adalah karena Do-yeon anak kandung Hwang Dal-joon.



Do-yeon juga mengingat kenangan masa remajanya, saat ayahnya lebih memilih percaya pada Hye-sung. Dan kejadian saat ayahnya menutup jendela di depan matanya. Seolah dia bukan darah dagingnya. dan saat ayahnya menegurnya karena kalah di persidangan oleh Hye-sung.

Do-yeon kemudian menemui ayahnya di ruang kerjanya.ndo-yeon mengatakan pada ayahnya bahw Hye-sung menemuinya dan mengatakan sesuatu yang menggelikan dan memintanya melakukan tes DNA untuk menemukan putri Hwang dal-joong.

Tanpa di duga, Hakim Seo yang sangat terkejut bertanya dengan cepat apakah Do-yeon melakukannya atau tidak.


Do-yeon juga terkejut, dengan reaksi ayahnya yang seperti itu, berarti ayahnya membenarkan bahwa dia anaknya Hwang Dal-joong. Mata Do-yeon berkaca-kaca.

Do-yeon: “Ayah. Aku pikir saat aku mengatakan ini padamu, kau akan mengatakan bahwa ini menggelikan. Dan menyuruh membawa Hye-sung sehingga kau bisa memarahinya.”
Hakim Seo tersadar jika dia sudah kelepasan bicara.
Do-yeon: “Biasanya, itulah yang dilakukan oleh banyak ayah.”


Do-yeon lalu ke luar dari ruangan ayahnya. Dia berjalan sambil melamun. Ada ibunya yang dengan ceria memintanya untuk mencuci muka karena akan memberikan masker wajah. Do-yeon langsung berbaring di pangkuan ibunya. Ibunya heran dan bertanya mengapa Do-yeon seperti ini tiba-tiba.

Do-yeon: “Tetap seperti ini. Hanya seperti ini.”
Nyonya Seo: “Tiba-tiba melakukannya seperti ini. Ada masalah apa?”
Do-yeon: “Tidak ada.”

Do-yeon menangis di pangkuan ibunya. Dan ibunya mengelus sayang kepala Do-yeon, menenangkannya.
(sedih liat adegan ini.)
***



Soo-ha bertanya pada Hye-sung apakah Hye-sung akan menemui Do-yeon lagi. Mungkin jika dia bisa membaca pikiran Do-yeon, dia akan mendapatkan petunjuk bagaimana meyakinkannya.

Hye-sung dan Soo-ha berjalan bersama sambil membicarakan kasus Hwang Dal-joong. Soo-ha membuka surat aneh yang ditujukan padanya. Dia membukanya dan terkejut. Isinya adalah artikel tentang transplantasi jantung 11 tahun yang lalu, dengan repoter yang menulisnya Park Joo-hyuk (Ayah Soo-ha). Soo-ha berhenti berjalan.

Hye-sung akhirnya sadar bahwa Soo-ha tidak di sampingnya, tertinggal di belakang. Hye-sung menghampiri Soo-ha dan bertanya apa yang sedang di baca Soo-ha. Soo-ha buru-buru memasukannya ke dalam tas dan mengatakan itu bukan apa-apa.
Soo-ha lalu menggandeng Hye-sung berjalan. Di belakang detektif mengikuti mereka. Soo-ha menoleh sebentar ke belakang, seolah menenangkan diri sendiri karena ada yang menjaga mereka.
***

Di kantor, Hye-sung berdiskusi dengan Pengacara Shin dan Kwan-woo. Pengacara Shin bertanya apakah Hye-sung sudah bertemu dengan putrinya Hwang Dal-joong. Hye-sung mengatakan sudah tapi putrinya tidak mempercayainya, dan bahkan jika di percaya, dengan kepribadiannya dia tidak tampil. Dia hidup di rumah yang bagus, mungkin dia tidak mau kehidupannya di ganggu.

Yoo-chang membagikan surat pada tujuannya masing-masing, dan bertanya siapa putrinya Hwang Dal-joong. Pengacara mengatakan Yoo-chang tidak perlu tahu.

Pengacara Shin: “Lalu, haruskan aku menemuinya sekali dan mencoba untuk meyakinkannya?”

Yoo-chang bilang itu tidak mungkin. Lalu Kwan-woo bertanya bagaimana jika mereka menemui teman Hwang Dal-joong. Pengacara Shin mengatakan mereka sudah melakukannya, dan jika putrinya tidak mau tampil, hanya dengan testimoni dari temannya mereka akan membuktikan bahwa Jeon Young-ja dan Son Chae-ok adalah orang yang sama.

Yoo-chang menyela dan mengatakan bahwa itu tidak akan membuat mereka percaya 100%.
Yoo-chang: “Jika mereka adalah teman dari terdakwa, aku yakim jaksa akan mencurigai mereka. Dan Jaksa akan mengatakan untuk membaca bukti yang meyakinkan.”
Pengacara Shin marah dan membentak Yoo-chang, “Hey! Kau berada di pihak siapa?!”

Yoo-chang pun kemudian menjauh.



Hye-sung membuka surat untuknya, dan lama sekali menatapnya (mungkin membacanya). Kwan-woo juga membaca suratnya dan terkejut. Isinya sama dengan surat yang ditujukan pada Soo-ha. Dan ternyata isi surat Hye-sung juga sama. Hye-sung yang tidak sadar mrngira itu surat yang salah alamat.

Hye-sung menyimpan surat itu di atas meja. Dengan hati-hati Kwan-woo mengambilnya saat Hye-sung sedang lengah berbicara dengan Pengacara Shin.



Kwan-woo buru-buru keluar menemui salah satu detektif yang merupakan sunbaenya (belum tahu namanya). Kwan-woo memberikan ampol surat tadi pada sunbaenya itu. Kwan-woo berpikir Min Joon-guk mengirimnya. Kwan-woo meminta tolong mencari tahu lebih banyak dimana surat ini diberi stempel pos. Awalnya detektif menolak, tapi akhirnya menyetujuinya karena Kwan-woo merajuk seperti anak kecil.
***


Soo-ha mengantar Hue-sung sampai di dalam kantor.
Soo-ha berhasil lolos dari ujian GEDnya dengan nilai 98. Hye-sung kaget, dan ternyata dia hanya memperoleh nilai 84. Hye-sung merasa malu.

Saat Soo-ha akan pergi dia berpapasan dengan Do-yeon. Soo-ha bertanya apa yang dilakukan Do-yeon disana dan mencoba membaca pikirannya. Soo-ha lalu mengikuti Do-yeon yang berjalan menuju kantor Hye-sung.

Hye-sung refleks memegang pipinya saat melihat Do-yeon. Do-yeon mengatakan ingin berbicara dengan Hye-sung berdua saja. Hye-sung pun mengajak Do-yeon ke ruangan konsultasi.

Yoo-chang yang penasaran akan menguping, tapi di tahan Pengacara Shin yang mengajaknya keluar. Yoo-chang protes karena Soo-ha juga ada di sana. Pengacara Shin pun mengajak Soo-ha, tapi Soo-ha bilang dia sudah tahu apa yang akan mereka bicarakan, jadi Pengacara Shin membiarkannya. Pengacara Shin menyeret Yoo-chang keluar.

Do-yeon terlihat pucat, dia bertanya pada Hye-sung: “Hal itu, dari siapa kau mendengarnya? Katakan padaku apa dasarnya kau mengatakan itu.”
Hye-sung: “Ada seorang saksi. Dan aku tidak bisa memberitahukannya padamu sekarang. Kau juga telah mengambil beberapa kesimpulan, kan? Itukah mengapa kau datang kemari?”

Do-yeon: Tidak seperti itu. Ini karena ada sesuatu yang harus ku katakan.”
Hye-sung: “Katakanlah, aku akan mendengarkan.”
Do-yeon: “Apa yang kau katakan sebelumnya sangat mustahil dan tidak masuk akal. Bagaimanapun, jika saja…sungguh hanya jika saja, jik kata-katamu benar, ayahku tidak melakukan kesalahan.”


Hye-sung: “Ayah? Ayah yang mana?”
Do-yeon mengebrak meja, “Aku hanya punya satu ayah. Itu hanya kasus di masa lalu dan tidak akan menjadi masalah.”

Hye-sung: “Hwang Dal-joong menginginkan permintaan maaf dari ayahmu.”
Do-yeon: “Kau yakinkan dia. Bagaimanapun, jika hasil persidangan salah, itu bukan karena hakim, tapi kesalahan jaksa yang tidak memeriksa kebenaran dengan baik dan pengacara yang tidak membela dengan baik.”

Hye-sung menutup matanya sebentar, “Aku tidak mengatakan bahwa hasil persidangan salah. Aku mengatakan apa yang ayahmu lakukan setelah persidangan yang salah.”
Do-yeon: “Setelah persidangan?”

Hye-sung: “Ini mungkin menyakitkan, tapi tolong dengarkan. Mengatakan ini juga sangat sulit untukku dan membuatku merasa kasihan padamu. Tapi karena ini kebenarannya, aku pikir kau harus tahu.”
Do-yeon: “Berhenti berpura-pura bahawa kau simpati padaku, karena itu tidak tulus. Potong bagian itu dan langsung ke intinya.”

(Do-yeon ah…Hye-sung tulus koq…)


Hye-sung lalu menceritakan bahwa Jeon Young-ja menemui Hakim Seo setelah persidangan, dan meminta sesuatu pada Hakim Seo yaitu untuk mengdopsi putrinya sebagai ganti dari dia yang akan menghilang sehingga reputasi Hakim Seo terjaga.
Hye-sung: “Putri itu, adalah kau.”

Do-yeon menitikan air mata dan menganggap Hye-sung gila karena sudah mengarang cerita seperti itu. Hye-sung menyangkal dengan mengatakan bahwa Hakim Seo lah yang aneh, dengan mengadopsi anak terdakwa, apakah itu dinamakan kebajikan.
Do-yeon meminta Hye-sung untuk berhenti bicara.

Do-yeon yang sedari tadi seperti merenungkan kata-kata Hye-sung, menampar Hye-sung (lagi), “Aku sudah bilang jangan mengatakan apa-apa lagi!”


Soo-ha yang berada diluar terkejut mendengarnya dan langsung masuk ke dalam.
“Kelakuan macam apa ini?!” Soo-ha mencengkran tangan Do-yeon dengan marah.

Soo-ha meminta Do-yeon untuk meminta maaf. Do-yeon tidak mau dan berteriak menyuruh Soo-ha melepaskan tangannya. Soo-ha membaca pikiran Do-yeon.
“Ayah. Ayah! Tolong katakan bahwa ini tidak benar, ayah.”

Kata-kata yang sama yang pernah Soo-ha ucapkan saat dia mengetahui dari Min Joon-guk bahwa ayahnya lah penyebab semua yang terjadi.

Soo-ha melepaskan cengkraman tangannya pada Do-yeon, dia mengerti apa yang dirasakan Do-yeon. Do-yeon pun pergi.

Hye-sung panik dan meminta Soo-ha untuk mengejarnya. Hye-sung juga akan keluar, tapi ditahan oleh Soo-ha.
Soo-ha: “Biarkan dia pergi.”
Hye-sun: “Kami belum selesai bicara. Orang itu, Seo Dae-suk harus meminta maaf pada Hwang Dal-joong. Aku harus meyakinkan Do-yeon.”

Hye-sung akan keluar lagi, Soo-ha memegang pundak Hye-sung.
“Pelan-pelan. Dia pasti merasa dunianya tiba-tiba runtuh. Dia baru saja mengetahui kesalahan yang dibuat ayahnya, yang sangat dia percayai selama lebih dari 20 tahun, bagaimana bisa dia menerimanya seketika? Beri dia waktu, pelan-pelan. Beri dia waktu untuk berpikir.”
(ini pasti kata hatinya Soo-ha juga…)


Hye-sung mengatakan sudah tidak ada maktu tersisa untuk Hwang Dal-joong. Hye-sung menanyakan mengapa Soo-ha tiba-tiba berada di pihak Do-yeon.

“Mengapa berulang kali kau mengatakan untuk mengubur kebenaran?” Hye-sung emosi.
Soo-ha: “Aku tidak mengatakan bahwa kau harus mengubuu kebenaran. Aku memintamu untuk melihat kondisi orang itu dulu.”
***



Do-yeon mengendarai mobilnya dengan perasaan kesal, marah, sedih, tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya, dan juga mengutuk Hye-sung.

Do-yeon lalu mengingat pertemuan pertamanya dengan Hwang Dal-joong saat menangani kasus Min Joon-guk membunuh ibunya Hye-sung. Do-yeon tahu bahwa Hwang Dal-joong kehilangan putrinya saat masuk penjara.

Do-yeon menepikan mobilnya. Dia menangis tertahan dan memukul-mukul dadanya.
(ikut nangis liat adegan ini, aku tahu rasanya nangis karena ada menyesakan dada. T.T)
***


Hye-sung dan Soo-ha sampai di rumah. Hye-sung masuk ke dalam kamarnya dan meminta waktu bicara dengan Soo-ha, tanpa bertatapan karena Hye-sung punya banyak pikiran kasar. Soo-ha menyetujuinya, maka bicaralah mereka dengan dibatasi pintu kamar.

Hye-sung: “Apa kau sungguh berpikir bahwa Do-yeon benar?”
Soo-ha: “Kesalahan apa yang dilakukan Seo Do-yeon?’
Hye-sung merasa Soo-ha berada di pihak Do-yeon.

Soo-ha: “Bukankan ayahnya yang melakukan kesalahan? Dan karena dia tidak bisa mempercayainya maka dia bertingkah seperti itu.”
Hye-sung: “Walaupun dia percaya, dia mungkin tetap akan bersikap seperti itu. Seo Do-yeon 100%  pasti akan berada di pihak ayahnya.”


Mimik wajah Soo-ha berubah, “Dia putrinya, kan? Sebagai anaknya, bagaimana mungkin dia tidak mempercayai ayahnya.”   (isi hati Soo-ha juga sepertinya)
Hye-sung: “Maka, Do-yeon akan menjadi seperti ayahnya.”

Soo-ha terkejut dengan jawaban Hye-sung, “Apa?”
Hye-sung: “Bersikap diam dengan apa yang telah dilakukan ayahnya, itu berarti bahwa dia setuju (simpati) dengannya. Aku melihat mereka berdua sama persis.”

Soo-ha terpukul dengan kata-kata Hye-sung.

Hye-sung terus mengatakan bahawa dia tidak mengerti Do-yeon. Ini bukannya ada perbedaan antara Do-yeon dan dirinya, tapi Do-yeon hanya salah tentang ini. Dan ternyata Soo-ha sudah tidak ada di balik pintu, Hye-sung kesal.


Soo-ha duduk di kamarnya, merenungkan perkataan Hye-sung barusan dan juga mengingat saat Joon-gu mengatakan dia membunuh ayah Soo-ha karena ayah Soo-ha membunuh istrinya.
***



Do-yeon memasuki ruang kerja ayahnya di rumah. Dengan sedih dia melihat piagam dan sertifikat yang di dapatkan ayahnya yang terpajang di rak. Do-yeon juga menatap kursi kosong ayahnya. Do-yeon tampak sedang memikirkan sesuatu. Lalu dia melihat sertifikat kelulusannya menjadi Jaksa yang di sandingkan dengan milik ayahnya.
***


Soo-ha memeriksa kotak suratnya lagi, dan menemukan surat aneh itu lagi. Kali ini tentang rumah sakit terbaik yang melakukan transplantasi jantung yang mementingkan keseamatan pasien. Dan reportenya, masih ayah Soo-ha, Park Joo-hyuk.

Soo-ha merobek-robek artikel itu dan memasukannya ke dalam tas.

Lalu Hye-sung keluar dengan penggunakan topi lebar yang pernah dia gunakan 11 tahun lalu, untuk menutup wajahnya. Soo-ha heran, dan bertanya apakah Hye-sung menggunakannya untuk menghindari matanya, yang di-iya-ka oleh Hye-sung. Orang-orang melihat Hye-sung dengan aneh dan tertawa.


Hye-sung juga kesulitan saat mencari dompetnya di dalam tas dan ditegur oleh penumpang lain. Hye-sung masih menggunakan penutup itu sampai di depan gedung. Lalu datang Kwan-woo menyapa mereka. Kwan-woo mengatakan Hye-sung seperti Dark Vader dalam Star Wars.


Hye-sung sedikit mengangkat penutupnya saat berbicara dengan Kwan-woo, dan mengajak Kwan-woo untuk segera masuk. Tapi Kwan-woo meminta Hye-sung duluan saja, karena ada yang ingin dia bicarakan dengan Soo-ha.


Kwan-woo menunjukan foto-foto dari CCTV, foto Min Joon-guk. Soo-ha terkejut.
Kwan-woo: “Beberapa waktu yang lalau, Pengacara Jang dan aku menerima surat tanpa nama dan alamat pengirim. Jadi aku meminta detektif menyelidikinya, tanpa di ketahui Pengacara Jjang. Mereka memeriksa setiap CCTV di dekat kantor pos dengan stempal pos yang tercetak. Itulah yang muncul. Penyamarannya berbeda dengan saat terakhir kali aku bertemu dengannya. Aku merasa kau harus tahu.”


Soo-ha mengatakan bahwa dia juga menerima surat yang sama, dan menanyakan apakah Hye-sung membacanya. Kwan-woo menjawab Hye-sung membacanya tapi Hye-sung sepertinya tidak terlalu menyadari maksudnya. Kwan-woo menyembunyikan surat itu setelah Hye-sung menerimanya.

Kwan-woo mengatakan pada Soo-ha untuk tidak khawatir, karena mereka (Kwan-woo dan detektif) bisa mengatasinya. Soo-ha mengucapkan terima kasih. Mereka pun berpisah.
Belum terlalu jauh, Soo-ha menyadari sesuatu, “Mengapa kau melakuakn hal ini padaku?”



Kemudian dia berbalik dan bicara dengan menatap Kwan-woo.
“Kau juga menyukai Pengacara Jang, jadi mengapa kau terus menolongku? Apa kau sedang mempertunjukannya sekarang? ‘aku pria baik, dengan karir yang bagus, orang tua yang masih hidup, dan aku seseorang yang dewasa. Aku mempunyai semuanya. Jadi seseorang sepertimu tidak bisa ikut bersaing.’ Apa kau sedang menunjukkan kemurahan harimu?” Soo-ha mengatakannya dengan emosi.



Kwan-woo langsung meninjunya, “Park Soo-ha, kendalikan dirimu. Dengan kelakuanmu seperti itu, kau dengan bodoh membuatku terlihat menyedihkan. Pengacara Jang memilihmu dengan tidak memberiku kesempatan. Jangan merasa cemas, lebih baik tunjukan padaku alasan mengapa Pengacara Jang memilihmu. Berdasarkan apa yang kau lakukan sekarang, aku tetap tidak mengerti (mengapa Hye-sung memilih Soo-ha).”

Kwan-woo meninggalkan Soo-ha yang terdiam, berusaha memahami perkataan Kwan-woo.
***


Hye-sung bertemu dengan Do-yeon. Hye-sung menutup kedua pipinya lagi. Do-yeon mengatakan pada Hye-sung dia akan melakukan tes DNA itu dengan suatu syarat.
***

Di rumah sakit, Do-yeon membiarkan perawat mengambil air liurnya untuk melakukan tes DNA.
***
Dal-joong: “Maksudmu, kau menemukan putriku? Ga-yeon?”  (sebelumnya di sebut Ga-in)
Pengacara Shin mengangguk, “Dia mengatakan akan melakukan tes DNA untukmu.”

Dal-joong terlihat gembira, “Bagaimana dia? Apakah dia tumbuh dengan baik? Apakah dia baik hati? Cantik?”
Pengacara Shin tersenyum: “Ya, dia tumbuh menjadi orang yang cerdas dan cantik. Dia juga berada dalam rumah tangga yang bagus.”

Dal-joong: “Kapan kau bisa bertemu dengannya? Bisakah dia mengunjungiku?”
Pengacara Shin menggenggam tangan Dal-jong. (I’m crying….)
“Itu akan sedikit sulit.”
Dal-joong kecewa: “Apakah dia tidak mau bertemu denganku?”
Pengacara Shin: “Tidak, lebih dari tidak ingin… Ini sangat sulit untuk dia terima.”


Da-joong mencoba memahami, “Tentu saja akan seperti itu. Seperti aku yang merindukannya, aku berpikir putriku juga  ingin menemuiku. Kau hanya memikirkan diriku sendiri.”

Pengacara Shin mengalihkan pembicaraan, “Dengan tes DNA putrimu, terdakwa akan terbukti sebagai istrimu. Lalu kita dapat mengajukan berkas persidangan ulang. Dan juga, persidangan mungki akan lebih menguntungkan untuk kita.”

Dal-joong terlihat sedih, “Katakan pada putriku, aku berterima kasih.”
Pengacara Shin: “Tentu saja, aku akan mengatakannya. Setelah hasil tes DNA keluar, berkas pengajuan untuk persidangan ulang---“
Dal-joong: “Aku mendengar keputusan untuk melakukan persidangan ulang sangat sulit. Kau tahu aku tidak mempunyai banyak waktu tersisa.”


Pengacara Shin meraih tangan Dal-joong dan menggenggamnya dengan erat, “Tapi tetap, kita akan mengajukannya. Itu bisa saja lebih cepat daripada yang kita pikirkan.”
***


Soo-ha memeriksa kotak pos di rumah atap Hye-sung, dia menemukan surat yang sama disana. Soo-ha melihat ke sekeliling.
***


Kwan-woo memeriksa artikel itu di internet, tentang tingkat keberhasilan transplantasi jantung di Korea. Kwan-woo menemukan nama Profesor Woo Seong-shik dari Rumah Sakit Universitas Se Gi.


Soo-ha juga melakukan hal yang sama, menggunakan kata pencarian Profesor Woo Seong-shik, operasi jantung, dan rumah sakit Universitas Century. Dia menemukan berita kematian istri dari reporter Park Joo-hyuk (ibunya). Soo-ha lalu memandangi foto ibunya di gantungan angel-nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar