Selasa, 08 Oktober 2013

I HEAR YOUR VOICE Episode 2 - 2

Sudah malam, Kwan-woo, Pengacara Shin dan Petugas Choi sedang menunggu didepan lift untuk pulang. Hye-sung tidak ikut pulang, Petugas Choi bilang dia akan pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya.
 
Kwan-woo dan Pengacar Shin beradu pendapat. Kwan-woo berpendapat bahwa seorang pengacara harus percaya 100% terhadap terdakwa yang dibelanya. Pengacara Shin bilang tidak boleh begitu, karena masih ada kemungkinan terdakwa berbohong. Tapi Kwan-woo tetap pada prinsipnya. Gitulah pokoknya, hehehe..

Hye-sung sedang menulis pembelaanya, dia mengingat kembali Seong-bin yang menangis saat mengatakan bukan dia pelakunya, itu mengingatkan pada dirinya sendiri di masa lalu yang dituduh melukai Do-yeon.
~~~
 
Soo-ha berdiri diluar kantor kejaksaan, tepatnya didekat pintu keluar. Untuk apalagi kalau bukan untuk menemui Hye-sung.  Soo-ha membaca keterangan di hpnya, “Hanya 1% pengacara yang menjadi Pembela Umum. Mereka membela orang miskin, remaja dan orang cacat, dan orang yang kesulitan mendapatkan pengacara. Bukan untuk uang, tetapi untuk keadilan.”
Soo-ha berpendapat Hye-sung mengambil pekerjaan yang cocok untuknya.

Soo-ha melihat lagi kearah pintu keluar, dan ha! Dia tersenyum melihat Hye-sung akan keluar kantor. Tapi kemudian Soo-ha tmpak bingung melihat Hye-sung yang terus berputar-putar di pintu keluar. Soo-ha pun berusaha mendengar suara hati Hye-sung.
“Kepalaku akan meledak. Cepat lupakan tentang itu. lupakan, Hye-sung.”
 
Hye-sung pun jalan pergi, dan Soo-ha yang awalnya ingin menemui Hye-sung malah ngumpet. Lalu Soo-ha mengikuti Hye-sung. Ketika di dalam bus, Hye-sung akan terjatuh, ditahan oleh Soo-ha. Tapi Hye-sung tidak melihat kea rah Soo-ha, dia hanya mengatakan terima kasih.

Hye-sung kayaknya galau, Soo-ha mah senyum-senyum aja sendiri sambil berdiri di samping Hye-sung. Di episode ini Soo-ha senyuuummm terus, bikin yang liat ikutan senyum.. 
 
Pas lagi jalan deket rumahnya, Hye-sung berbalik dan dalam hatinya bilang, “Terlalu gelap. Tidak bisakah mereka memperbaiki lampu jalan? Aku akan jalan memutar. Anggap saja oahraga.”

Hye-sung ketemu sama ahjuma pemilik warung dan menanyakan tentang lampu jalan. Ahjuma itu bilang dia udah telpon ke kantor dan katanya akan segera diperbaiki.

Hye-sung sampai rumah, dan Soo-ha tersenyum lagi….
~~~

Hye-sung di telpon ibunya yang menanyakan keadaannya. Ibu tahu Hye-sung sedang ada masalah karena suaranya tidak biasa. Tapi Hye-sung bilang itu karena lampu jalan mati, dia benci gelap. Hye-sung jawab telpon sambil liat ke luar jendela yang terlihat gelap, tiba-tiba “tring” lampunya nyala.
 
Hye-sung yang merasa aneh pun keluar rumah. Dan siapakah yang memperbaikinya? Soo-ha! Tapi Hye-sung gak ngenalin, dia menyangka itu pegawai kantor penerangan pemerintah. Soo-ha senyum lagi ngeliat Hye-sung..
~~~
 
Soo-ha di stasiun kereta, masih senyum-senyum aja dia..
 
Lalu dia melihat Seong-bin di peron sebrang, sedang duduk dan nampak bersedih. Awalnya Soo-ha biasa aja, tapi dia berubah serius setelah denger suara hatinya Seong-bin, “Mengapa ini bisa terjadi? Aku tidak melakukan hal yang salah. Mereka tidak mendengarku? Jika itu percobaan pembunuhan, maka aku akan dipenjara kan? Haruskah aku mati saja? Teman-teman… dan pengacara… tidak ada seorangpun di dunia ini yang percaya padaku. Lalu apa artinya hidup? Jika aku mati, akankah mereka percaya padaku? Akankah mereka menyesal tidak mempercayaiku?”

Go Seong-bin berdiri dan berjalan medekati rel kereta. Soo-ha panik, dia memanggil Seong-bin.
“Go Seong-bin! Go Seong-bin! Diam disitu. Akau akan kesana.”
Seong-bin melihatnya, dan berkata dalam hati: “Akankah Soo-ha percaya padaku? Tidak…. Dia bahkan tidak akan tahu bahwa aku menghilang.

Soo-ha bingung mencari jalan agar cepat sampai di sebrang, dia berteriak lagi pada Seong-bin agar diam.
 
Kereta semakin mendekat. Soo-ha akhirnya berlari berputar lewat bawah. Lari dan lari… sementara Seong-bin tidak mendengar Soo-ha dan berjalan semakin mendekati rel. Kereta datang, Soo-ha juga datang tepat waktu. Dia langsung menarik Seong-bin menjauh.

Soo-ha marah, “Kau gadis bodoh, apa yang kamu lakukan?”
Seong-bin memanggil nama Soo-ha dan menangis.. Soo-ha lega..
~~~
 
Kini mereka duduk di taman, Soo-ha memberikan minuman pada Seong-bin.
Seong-bin berterima kasih, dan menanyakan apakah Soo-ha mendengar masalah yang ia hadapi? “Apakah kamu juga berpikir bahwa Ssang-ko….maksudku Dong-hee. Apakah kamu berpikir aku yang mendorongnya?”

Soo-ha menjawab tidak.
Seong-bin: “Bohong. Dia hanya tidak ingin aku mati.”
Soo-ha: “Aku sungguh percaya padamu. Kamu bukan seorang penjahat.”
Seong-bin: “Terima kasih..”
Soo-ha: “apa kamu sudah dapat pembela?”
Seong-bin: “Iya… pasti akan sangat bagus kalau pengacara itu percaya padaku.”
Soo-ha: “Siapa pengacaranya?”
Seong-bin: “Jang Hye-sung. Pengacara baru di Yeonjo.”
Soo-ha kaget.
~~~

Soo-ha pulang ke rumahnya. Duduk dan melihat potongan koran yang ada foto Hye-sung nya. Dia teringat perkataan Seong-bin tadi, “Apapun yang aku katakana, dia tidak percaya padaku. Dia bahkan menakutiku dengan mengatakan bahwa aku akan mendapatkan hukuman yang tinggi jika aku mengaku tidak bersalah. Dia lebih menakutkan daripada jaksa.”
 
Soo-ha: “Ini pasti salah paham. Mungkin orang lain. Dia tidak akan melakukan itu.”
~~~
 
Hye-sung melihat Kwan-woo yang akan menjalani persidangan pertamanya pagi ini. Dia diberi macam-macam pengarahan oleh Pengacara Shin.

Kwan-woo melihat Hye-sung dan mengajaknya melihat persidangannya. Dia akan menunjukkan kekuatan seorang pengacara yang percaya pada terdakwanya.

Di ruang sidang.
Kwan-woo ternyata salah paham dengan terlalu percaya pada terdakwa. Kwan-woo bilang terdakwa hidup bersama ibunya yang sudah tua. Jaksa menyela bahwa ibu terdakwa sudah meninggal. Dan terdakwa membenarkan. Kawan-woo bilang lagi kalau polisi yang akan menangkap dia sangat kuat, sehingga dia mengancam menggunakan pisau. Jaksa menyela lagi dan bilang polisi yang menangkap itu semuanya perempuan. Dan terdakwa juga membenarkan. Kwan-woo frustasi.
 
Setelah sidang selesai. Hye-sung meledek Kwan-woo,
“Saya menikmati menonton contohnya, Pengacara Cha. Terima kasih, saya belajar banyak. Saya belajar bagaimana bahayanya terlalu percaya pada terdakwa. Juga melihat bagaimana bisa membuat seorang pengacara tidak efektif. Terimakasih.” Hye-sung berjalan pergi.

Kwan-woo dan Pengacara Shin menatapnya kesal.
Pengacara Shin menasehati Kwan-woo, jika seseorang miskin belum tentu dia itu orang baik, dan jika seseorang miskin belum tentu juga dia melakukan kesalahan.
~~~
 
Soo-ha menunggu seseorang di halte bis di depan kantor kejaksaan.
Soo-ha menelpon Seong-bin, menanyakan apakah Seong-bin sudah siap, dan menyruhnya untuk tidak memikirkan apapun, datang saja. Seong-bin ternyata sudah dibelakang Soo-ha. Soo-ha berbali dan terkejut melihat penampilan Seong-bin.

Seong-bin mengenakan seragam sekolah, rambutnya dicat warna hitam (apa pake wig ya?), sepatu biasa, dan tidak menggunakan cat kuku.
~~~
Do-yeon berjalan menuju gedung persidangan. Sementara itu Hye-sung sedang menunggu lift bersama yang lain. Dia antri paling belakang dan masuk terakhir, ternyata lifnya kepenuhan, tapi dia gak mau keluar lagi, sampai akhirnya di dorong oleh Pengacara Shin. Haha..
 
Hye-sung kemudian bertemu dengan Do-yeon. Do-yeon kaget mengapa Hye-sung berada disana. Hye-sung juga kaget, dan bertanya juga mengapa Do-yeon berada disana, apakah Do-yeon seorang Jaksa. Hye-sung bilang kalau dia seorang pembela umum. Do-yeon berkata mungkin nanti mereka akan bertemu di persidangan.

Soo-ha datang bersama Seon-bin. Seong-bin memanggil Hye-sung dan berlari mengahampirinya. Seong-bin juga mengenali Do-yeon sebagai jaksa yang memeriksanya. Hye-sung dan Do-yeon saling pandang, dan akhirnya mereka tahu bahwa mereka lawan di kasus ini. Syok deh…
~~~

Hye-sung pergi ke toilet, membasuh muka dan menenangkan diri. Dia teringat saat Do-yeon menuduhnya melukai matanya waktu remaja, lalu saat dia dikeluarkan dari sekolah, saat Do-yeon mengakui bahwa dia berbohong, saat Do-yeon menyuruhnya menjadi saksi lalu dia akan mengatakan kalu Hye-sung bukan pembohong. Hye-sung mengutkan dirinya.
~~~
Hye-sung keluar toilet dan menghampiri Seong-bin memintanya untuk bicara. Soo-ha mengikutinya. Hye-sung memandangnya bingung, dan bertanya pada Seong-bin:
“Dia siapa, nempel terus kayak lem?” hehehe..
Seong-bin, “Dia temanku.”
Hye-sung ke Soo-ha, “Hey lem. Aku tidak sedang mood yang baik, jadi tetap disini.”
Tapi Soo-ha tetep aja ngikutin mereka.
 
Hye-sung memberikan catatan pertanyaan yang akan ditanyakan di persidangan nanti. Tapi dia mengambilnya kembali. Hye-sung bicara panjang lebar, intinya menyuruh Seong-bin mengaku dan merasa bersalah. Jika tidak dan terbukti bersalah, maka mereka “done”. Tapi Seong-bin tidak mau, karena bukan dia yang melakukannya. Soo-ha yang mendengarnya kesal, dan melihat Hye-sung yang bersikap seperti itu.
Dia lalu menarik Hye-sung untuk berbicara, Hye-sung tidak mau, Soo-ha manggul Hye-sung deh, hahaha..
 
Soo-ha menurunkan Hye-sung dibeda tempat.
Hye-sung: “ Kamu. Kamu akan ditangkap sekarang. Tadi itu terekam di kamera CCTV. Apakah kamu tahu betapa buruknya ditangkap untuk sebuah kejahatan?” Hye-sung marah dan akan pergi tapi ditarik lagi oleh Soo-ha. “Lepaskan tanganku. Tenanglah.”

Soo-ha: “Seong-bin tidak bersalah. Aku memerlukan bantuanmu untuk membersihkan namanya.”
Hye-sung: “Siapa kamu? Siapa kamu melakukan ini?”
Soo-ha: “Aku teman sekelas Seong-bin.
Hye-sung: “apakah ada yang kamu tahu tentang kasus ini? Kamu melihat tempat kejadian?”
Soo-ha: “kemarin Seong-bin akan bunuh diri setelah bertemu denganmu.”
Hye-sung terkejut, tapi biasa lagi, “Lalu kenapa? Apakah itu bisa dijadikan bukti?”
 
Soo-ha kesal, “Sikapmu buruk sekali. Apa kau benar seorang pengacara?”
Hye-sung juga kesal: “Siapa dirimu mengajariku seperti ini? Dimana kamu belajar kepribadian? Kamu lebih muda dariku tapi tidak menghargai, menculik dan mengajariku. Jika kamu anak kecil, bersikaplah seperti anak kecil.” Hye-sung berteriak.
Soo-ha: “Jika kamu seorang pengacara, bersikaplah seperti pengacara. Bukankah seharusnya pengacara mendengarkan apa yang dikatakan terdakwa? Apa bedanya kamu dengan jaksa jika kamu mengatakan mereka bersalah bahkan tanpa mendengar mereka?”

Hye-sung: “Tidak ada bukti! Tidak ada bukti selain yang menunjukkan kalau Seong-bin bersalah. Apa yang harus kulakukan? Beritahu aku kalau kamu punya bukti.”
Soo-ha: “Aku punya bukti.”
Hye-sung: “apa itu?”
Soo-ha menatap Hye-sung.
Hye-sung: “Mengapa kamu melihatku seperti itu?”
Soo-ha dan Hye-sung: “Jika kamu melihatku seperti itu, apakah bukti akan jatuh dari langit?” Hye-sung terdiam ditengah kalimat.

Hye-sung menatap Soo-ha.
Soo-ha dan Hye-sung: “Siapa kamu? Bagaimana kamu melakukan itu?” Hye-sung terdiam lagi di tengah kalimat.
Hye-sung bingung, “Bagaimana kamu tau apa yang akan aku katakana?” Soo-ha juga mengatakan hal yang sama.
Hye-sung, mundur, dia akan pergi.
Soo-ha: “Aku bisa membaca pikiran orang lain. Inilah buktinya.”
~~~
Do-yeon dikantornya sedang melihat berkas persidangan. Dia mengingat pertemuannya dengan Hye-sung tadi. Kemudian melihat berkas lagi, dan menuliskan sesuatu.

~~~
Hye-sung berdiri jauh dari Soo-ha.
Soo-ha: “Berapa lama kamu akan berdiri disana? Kita harus membersihkan nama Seong-bin.” Soo-ha mendekati Hye-sung.
Hye-sung: “Jangan mendekat! Bagaimana itu bisa terjadi?”
Soo-ha: “Jangan melihatku seperti aku ini monster. Di dunia ini, ada orang yang memiliki IQ 200 dan orang yang bisa berlari 100 meter dalam waktu 9 detik. Menjadi special tidak membuatmu menjadi seorang monster… Ah, kekananakan sekali. Aku bukan alien! Aku lahir di bumi!” Soo-ha kesal juga akhirnya diliatin kayak gitu.

Hye-sung: “Kamu membaca pikiranku?” (mungkin Hye-sung mikir Soo-ha alien)
Soo-ha: “Aku juga tidak ingin memdengar apa yang orang lain pikirkan. Tapi apa yang harus kulakukan? Aku mendengarnya saat aku melihat mata mereka.
Hye-sung menutupi matanya, “Aish..haruskan aku melapor polisi? Ini bahkan lebih buruk daripada kekerasan dalam kehidupan pribadiku.”

Soo-ha mencak, “Berhenti dan fokuslah pada bagaimana caranya kamu membuktikan Seong-bin tidak bersalah. Pikiran tidak akan berbohong walaupun mulut berbohong. Seong-bin tidak bersalah. Aku mendengarnya. Kamu harus membuktikannya.”
Hye-sung: “aku tidak bisa.”
Soo-ha: “kamu tidak akan melakukannya?”
Hye-sung: “Bukannya aku tidak mau, aku tidak bisa. Tidak ada bukti yang mendukung pernyataan itu.”
Soo-ha: “Aku sudah bilang, aku buktinya! Aku mendengarnya!”

Hye-seong: “Apakah kamu akan mengatkan itu dipersidangan? ‘Aku membaca pikiran Seong-bin, Seong-bin tidak bersalah.’apakah kamu akan mengatakan itu? lalu hakim dan jaksa akan terpesona oleh kemampuan membaca pikiran-mu, dan menerima kesaksianmu. Itukah yang kau pikirkan akan terjadi? Mereka akan mengatakan kita gila.”

Soo-ha mengingat perkataan pengacara si pembunuh waktu kecil dulu, yang mengatakan dia berbohong dengan kemampuan membaca pikirannya itu.
Hye-sung melanjutkan, “Lagipula, bahkan jika mereka percaya, bagaimana jika kamu berbohong?”
Soo-ha: “Aku tidak berbohong.”

Hye-sung: “Lalu apa yang harus kulakukan, orang lain tidak bisa membaca pikiran sepertimu. Bagaimana kamu membuktikannya di persidangan? Itu makanya kesaksianmu tidak bisa diterima. Kemampuanmu itu bagus sekali, tapi idak bisa digunakan dalam situasi ini. Di persidangan, tidak penting untuk pengacara mengatakan kebenaran, tapi apakah ada saksi/bukti atau tidak.” Hye-sung pergi.
Soo-ha terlihat jelas sangat kecewa dengan sikap Hye-sung.

Soo-ha: “Kebenaran.. bukankan kebenaran akan menang di persidangan?”
Hye-sung: “tentu saja tidak. Kamu salah. Tidak ada kebenaran yang menang dipersidangan, tapi pemenang yang menetapkan kebenaran di persidangan.
Soo-ha yang kecewa membuang buku diari itu, tapi mengambilnya kembali dan mengingat janjinya yang akan melindungi Hye-sung.
~~~
Hye-sung kembali ke toilet untuk menenangkan diri. Kemudin Do-yeon masuk. Hye-sung mengingatkan Do-yeon yang lari saat di gedung persidangn 10 tahun yang lalu. Banyak ingin Hye-sung katakan, tapi sekarang dia lupa. Kemudian di luar mereka berargumen tentang kasus mereka. Soo-ha muncul, dan sepertinya mendengar pikirannya Do-yeon.

Do-yeon pergi, Hye-sung bertemu lagi dengan Soo-ha. Dia menyuruh Soo-ha menjauh. Soo-ha bertanya siapa orang itu. hye-sung bilang bukan urusan Soo-ha. Tapi Soo-ha bertanya tentang kejadian kembang api (yang tidak disebutkan dalam percakapan Hye-sun vs Do-yeon). Hye-sung berhenti dan bertanya bagaimana Soo-ha bisa tahu.
Soo-ha: “Beberapa saat yang lalu, aku membaca pikiran orang itu.”
Hye-sung: “Katakan padaku, apa yang dia pikirkan.”
~~~
Ketiga hakim menuju gedung persidangan. Mereka melihat Hye-sung yang berputa-putar di pintu keluar. Sepertinya Hye-sung kalau lagi galau suka ngelakuin hal itu deh..

Terdengar kata-kata Soo-ha yang menjawab pertanyaan Hye-sung sebelumnya,
“Seong-bin benar-benar mirip denganmu. Saat 10 tahun yang lalu dalam kecelakaan kembang api. Kemiripan yang menakutkan.”
Hye-sung mengehela napas..

Salah satu hakim mengenalinya sebagai Pembela umum yang baru. Pengacara yang tidak memenuhi kualifikasi, tapi diterima karena ceritanya yang menyedihkan.
Ada Hakim Kim diantara mereka, hakim yang meloloskannya, dia tidak bisa berbicara, haaa…
 
Hye-sung teriak sambil muter-muter.
~~~

Di ruang persidangan.
 
Hakim meminta jaksa dan pengacara memberikan pernyataannya.
Jaksa Do-yeon: “ Terdakwa Go Seong-in adalah teman sekelas dari korban. Dia selalu mengasingkan dan menyiksa korban. Karena korban telah direkrut oleh agen hiburan, gadis ini menjadi cemburu. Dia mendorong korban yang sedang duduk di pinggir jendela. Akibat kejadian ini, korban mengalami koma dan patah tulang di banyak bagian tubuhnya. Jadi, saya menuntut terdakwa, Go Seong-bin, dengan persetujuan hokum, untuk percobaan pembunuhan.”

Hye-sung melihat tangan Seong-bin yang gemetaran. Soo-ha menghela nafas.

Hye-sung yang terlihat bingung berusaha berbicara dengan Soo-ha lewat suara hatinya, “Kau…apakah kamu benar-benar yakin dia tidak bersalah? Dapatkah aku mempercayaimu?”
Soo-ha menganggukkan kepalanya.

Hakim Kim: “Penasehat, silahkan mulai pembelaanmu. Penasehat! Apakah kamu menerima tuntutan Jaksa?”

Hye-sung berdiri akan membaca pembelaannya, tapi tidak jadi, dia tutup lagi berkasnya, dan berkata: “Saya menolak semua tuntutan terhadapnya.”
Soo-ha tersenyum. Seong-bin seperti tidak percaya, pengacaranya akhirnya percaya padanya. Para hakim langsung menoleh kea rah Hye-sung. Do-yeon juga kaget.
Hye-sung: “Terdakwa menyatakan tidak bersalah.”

Hye-sung melihat kembali kearah Soo-ha.
~~~

Bersambung….


Komentar:
Pertama kali bertemu Soo-ha harus menelan pahit, kecewa, karena sosok Hye-sung yang selama ini dia bayangkan sangat berbeda dengan yang dia temui sekarang.

Aku rasa wajar aja Soo-ha kecewa, lha Hye-sung nya juga begitu, dia tidak peduli dengan orang lain. Mungkin juga ini akibat trauma saat dia menolong Soo-ha dulu waktu kecil, makanya setelah itu dia jadi tidak mau peduli lagi urusan orang lain, yang penting dia aman. Kan alasannya dia jadi Pembela Umum aja untuk uang, bukan untuk menolong orang lain.

Untungnya Soo-ha memutuskan untuk tidak menyerah terhapat Hye-sung. Mudah-mudahan Hye-sung perlahan-lahan bisa berubah dengan kehadiran Soo-ha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar