Soo-ha berdiri di depan kamar Hye-sung. Dia mengingat apa yang baru saja terjadi, saat dia mengaku bahwa ingatannya telah kembali.
Flashback.
Soo-ha: “Ya. Kemampuan itu sudah kembali. Dan juga ingatan.”
Hye-sung: “Sejak kapan?”
Soo-ha: “Sejak hari dimana pengajuan banding di tarik kembali.”
Hye-sung mundur dan berkata dalam pikirannya, “Lalu kau mengetahui tentang perasaanku? Sampai sekarang kau mengetahuinya dan berpura-pura bahwa kau tidak tahu apapun?”
Soo-ha berdiri dan akan memegang tangan Hye-sung. Tapi Hye-sung menolaknya dan bergegas masuk ke kamar tanpa berkata apa-apa lagi.
Flashback end.
Soo-ha kemudian melihat ke ruang tengah dan mengingat saat dia ada disana bersama pamannya.
Flashback.
Paman: “Rumah ini sangat bagus. Jalan masuknya juga bagus. Soo-ha, mari kita jangan pindah ke luar negri. Apa kau mau tinggal bersama di rumah ini?”
Soo-ha kecil memegang tangan pamannya, “Ya, aku menyukainya.”
Soo-ha lalu membaca pikiran pamannya:
“Anak ini seperti sebuah lotre. Lebih banyak aku menggali, lebih banyak juga yang muncul. Uang asuransinya juga besar. Apalagi yang mungkin ada?”
Soo-ha yang polos menjawabnya, “Ada lebih banyak lagi. Pengacara mengatakan bahwa selain uang asuransi, ada uang pensiun dari perusahaan ayah, dan juga saham di Young Geum.”
Paman yang terkejut menjauhkan tangan yang tadi mengelus kepala Soo-ha, dan berkata dalam pikirannya: “Ada apa dengan anak ini? Bagaimana dia tahu pikiranku? Apakah dia seorang monster?”
Soo-ha: “Aku bukan monster.
Paman tergagap, “Kau…kau…bagaimana kau…? Ini nyata. Anak ini membaca pikiranku. Dia benar-benar monster.”
Soo-ha: “Paman..”
Paman menhindari Soo-ha, “Jangan dekat-dekat. Jangan dekat-dekat.”
Paman berlari menuju kamar dan menguncinya dari dalam.
Soo-ha kecil mengejarnya dan mengedor pintu kamar, “Paman..paman..paman..buka pintunya. Paman, aku bukan monster.”
Soo-ha terus menggedor pintu kamarnya, “Paman. Tolong buka pintunya.”
Flashback end.
Soo-ha berkata dalam hatinya:
“Aku tidak bisa membenci pamanku. Itu natural. Bagaimana besarnya aku melihatnya sejak aku bisa membaca pikiran terdalamnya. Bahkan sesuatu yang ingin dia sembunyikan.”
Soo-ha mendekat ke pintu dan hendak mengetuk, tapi tidak jadi. Tangannya hanya menyentuh dinding pintu.
Di dalam kamar, Hye-sung terduduk di lantai di belakang pintu. Entah apa yang ada di pikirannya.
Soo-ha: “Mengatakan kebenaran selalu menyakitkan.”
Episode 14
Needing Always to Remain Silent In Memory
Kwan-woo mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sudah ada duo pakpop dan dua detektif di sana.
Detektif 1: “Apa kau baik-baik saja? Lenganmu mungkin saja patah.”
Kwan-woo: “Aku bisa menanggungnya.”
Detektif Kang: “Min Joon-guk tidak mengatakan apapun kemana dia akan pergi?”
Kwan-woo: “Ya. Sejak aku kehilangan kesadaran, aku tidak tahu banyak.”
Pakpol pada Pakpol Jaga: “Bukankah target utama Min Joon-guk adalah Pengacara Jang Hye-sung dan Park Soo-ha?”
Pakpol Jaga: “Benar…mengapa tiba-tiba dia menemui Pengacara Cha?”
Kwan-woo: “Dia datang karena ada sesuatu yang ingin dia katakan padaku.”
Detektif 1: “Mengatakan apa?”
Flashback.
Min Joon-guk: “Tolong jangan khawatir. Aku tidak akan membunuhmu. Di banyak waktu, Pengacara Cha, kau adalah satu-satunya di dunia ini yang berada di pihakku.”
Kwan-woo: “Tidak lagi!”
Joon-guk: “Itu tidak jadi masalah lagi, kau ada di pihakku atau tidak.
Kwan-woo: “Mengapa…mengapa kau datang mencariku?”
Joon-guk: “Ini seperti…harus ada setidaknya satu orang di dunia ini yang mengetahui kisahku. Mulai sekarang..aku berpikir akan melihat akhir dari semua ini.”
Kwan-woo: “Apa yang sebenarnya kau pikirkan? Apa akhirnya?”
Joon-guk: “Aku di sini bukan untuk memberitahukanmu akhirnya. Aku…datang untuk memberitahukanmu permulaan kisahku.
Flashback end.
Kwan-woo: “Itu seperti wasiat. Tidak peduli apapun yang kita lakukan, sepertinya Min Joon-guk berpikir untuk melakukan semuanya sampai akhir.”
Detektif 1: “Apa maksudmu dengan melakukan semuanya sampai akhir?”
Kwan-woo: “Bukankah berarti bahwa dia akan melihat akhirnya dengan Pengacara Jang dan Park Soo-ha?”
***
Soo-ha menyiapkan sarapan untuk Hye-sung. Lalu ada telpon masuk dari Kwan-woo.
Soo-ha: “Ya, Pengacara Cha?”
Kwan-woo: “Apakah kau bersama dengan Pengacara Jang?”
Soo-ha: “Ya, ada apa?”
Kwan-woo: “Pengacara Jang ada persidangan siang ini. Kau akan mengantarkannya ke pengadilan kan?”
Soo-ha: “Ya, aku akan mengantarnya. Ada apa?”
Kwan-woo: “Tidak ada, aku hanya khawatir. Karena Min Joon-guk ada di Yeonjo dan saat ini aku sangat kuatir. Tolong jaga Pengacara Jang dengan baik. Kau juga harus hati-hati.”
Soo-ha: “Baik. Aku mengerti.”
Soo-ha berjalan ke depan pintu kamar Hye-sung.
Soo-ha: “Aku menyiapkan sarapan, keluarlah dan makan. Aku minta maaf karena aku tidak memberitahumu. Aku tahu permintaan maafku tidak dapat di terima. Mulai sekarang, aku tidak akan melihat matamu. Tidak akan pernah.”
Soo-ha lalu menempelkan tangannya di pintu kamar.
Soo-ha: “Mataku, kau dapat menggunakannya untuk persidanganmu. Itu…”
Soo-ha mengepalkan tangannya, “Jika kau tidak menyukainya… jika kau tidak mau melihatku lagi, kau bisa melakukannya juga. Tapi, sampai Min Joon-guk ditangkap, ijinkan aku tetap berada di sisimu. Karena akan sangat berbahaya untukmu tinggal sendirian sekarang ini. Aku akan menunggu di depan. Makanlah dan keluar.”
Soo-ha pun ke luar rumah. Kemudia Hye-sung keuar kamar, melihat makanan yang dibuat Soo-ha, dan keluar. Sepertinya Hye-sung tidak makan.
Soo-ha berjalan di belakang Hye-sung dengan menunduk.
Hye-sung berhenti berjalan dan bertanya tanpa menoleh: “Mungkin, adakah hal lain yang belum kau katakan padaku? Adakaha hal lain yang kau sembunyikan?”
Soo-ha teringat perkataan Joon-guk yang mengatakan bahwa ayahnya lah penyebab semua ini.
Soo-ha menjawab: “Tidak ada hal lain.”
(Soo-ha bohong.)
Soo-ha masih mengikuti Hye-sung dari belakang, Hye-sung berhenti dia juga akan berhenti. Bahkan di halte bis, saat tanpa sengaja dia berdiri sejajar dengan Hye-sung, dia mundur satu langkah.
Hye-sung menoleh, Soo-ha otomatis menunduk. Sepertinya ada yang di pikirkan Hye-sung.
Di bis, Hye-sung duduk, sedangkan Soo-ha berdiri. Saat Soo-ha memakai headsetnya, bis berguncang yang menyebabkan dia terjatuh ke pangkuan Hye-sung dan tanpa sengaja menatap mata Hye-sung. Soo-ha yang kaget cepat-cepat berdiri dan malah kepalanya terbentur pegangan bis. Semua orang di bis menertawakannya. Dan mau tidak mau Hye-sung juga ikut tertawa ditutupi berkas yang sedang di bacanya.
Mereka sudah sampai di taman dekat kantor Hye-sung.
Hye-sung: “Kita sudah sampai. Pergilah.”
Soo-ha: “Kirim sms saat kau hampir selesai, aku akan datang menjemputmu.”
Hye-sung: “Baik.”
Hye-sung berjalan pergi meninggalkan Soo-ha di belakangnya. Setelah agak jauh, Hye-sung menoleh, Soo-ha langsung balik badan. Hye-sung menghampiri Soo-ha.
Soo-ha berbalik lagi dan tanpa sengaja menatap mata Hye-sung, dia langsung panik mengalihkan pandangannya.
Soo-ha: “Aku tidak melihatnya. Sungguh.”
Hye-sung memegang pipi Soo-ha dan membuatnya menatap dia.
Hye-sung: “Aku menyukaimu, Soo-ha. Sebagai seorang adik, seorang teman, dan juga… seorang pria.”
Soo-ha tampak kaget. Hye-sung menurunkan tangannya.
Hye-sung: “Sejak aku mulai menyukaimu, aku takut dengan kemampuanmu. Aku tidak menyukainya, karena banyak hal yang aku tidak ingin kau mengetahuinya. Setiap kali aku ketahuan, aku pikir aku akan mulai membencimu. Tapi mengetahui bahwa kebencian itu akan melukaimu, aku tidak mau berpikir tentang itu lagi. Jika bukan untuk alasan itu, ada alasan lain yang membuat kita tidak akan berhasil. Itulah mengapa aku perlu menghapus perasaanku.”
Soo-ha: “Itu…”
Hye-sung: “Aku tetap menyukaimu. Sangat. Karena itu mari kita jangan membuang waktu dengan memikirkan akhir dari hubungan kita. Mari kita saling melihat mata masing-masing dan tertawa bersama. Mari kita hidup seperti itu. Oke?’
Soo-ha tersenyum dan mengangguk, “Hem.. (Oke.)”
Hye-sung tersenyum, “Kalau begitu, silahkan berangkat.”
Soo-ha mengangguk dan kemudian berbalik pergi menjauh. Soo-ha tersenyum senang. Dia berbalik lagi dan menghampir Hye-sung.
Soo-ha mengangkat Hye-sung.
Hye-sung: “Hey! Apa yang kau lakukan?”
Soo-ha masih tersenyum, “Terima kasih. Terima kasih banyak.”
Soo-ha lalu mengecup bibir Hye-sung. Menurunkan Hye-sung kembali, dan pergi sambil berlari dan tersenyum.
Hye-sung menatap kepergian Soo-ha dengan tersenyum.
Lalu dia tersadar, “Apa yang sudah kulakukan? apakah tidak apa-apa aku melakukannya?” (nembak Soo-ha.)
Hye-sung pun memegang bibirnya.
***
Pengacara Shin bertemu Hwang Dal-joong.
Pengacara Shin: “Apa yang kau rasakan?”
Dal-joong memegangi kepalanya, “Masih bisa di tahan.”
Pengacara Shin: “Kau ingat Pengacara Jang Hye-sung, kan? Dia akan mengikuti sidang juri ini bersamaku, sebagai pembantu penasehat. Bagaimana pendapatmu tentang itu?”
Dal-joong: “Itu bagus.”
Dal-joong sepertinya menahan sakitnya.
Pengacara Shin: “Apa yang kau inginkan? Apa yang ingin kau dapatkan dari kasus ini?”
Dal-joong: “Sebuah permintaan maaf. Untuk 26 tahun yang aku habiskan membusuk di penjara, aku ingin menerima sebuah permintaan maaf.”
Pengacara Shin. “Jika Kau mengininkannya, maka, kita harus membenahkan apana Seon Chae-wuk adalah benar- benar istrimu.”
Dal-joong. “Aku bisa melakukannya”
Pengacara Shin, “Tapi itu tidak akan di ganti dengan uang kita. Kita butuh bukti yang menunjukan hubunga kalian sebagai suami istri. Itulah menapa Pengacara Jang dan aku sedang mencari putrimu.”
Dal-joong: “Apa? Gain?”
Pengacara Shin: “Setelah kau menemukan putrimu dan melakukan tes DNA yang akan menunjukan bahwa kalian bedua memiiki hubungan.”
Dal-joong: “Ya. Itu benar.”
Pengacara Shin: “Kami akan melakukan yang terbaik, tapi ini sedikit sulit. Ini sudah lama sekali sejak dia di adopsi. Jadi, ini juga sangat sulir untuk menemukan tempat tinggalnya. Dimana dia sekarang?
Dal-joong hanya terdiam.
***
Do-yeon menggebarak meja di kantor pimpinannya.
Kepala Jang: “Mengapa kau seperti ini lagi disaat penugasan kembali sudah selesai dan di setujui?”
Do-yeon: “Aku tidak memintanya kembali. Untuk kasus Hwang Dal-joong, itu akan diselenggarakan sebagai persidangan juri. Karena diperlukan dua jaksa, aku mengatakan aku akan menjadi jaksa yang satu lagi.”
Kepala Jang: “Hey! Mengapa kau sangat keras dalam mengambil kasus ini?”
Do-yeon: “Mengapa kau sangat keras untuk menjauhkan kasus ini dariku?”
Kepala Jang: “Hey, itu.. karena itu kasus tindak pidana yang sangat mengerikan.”
Do-yeon: “Itu tidak bisa dijadikan alasan, dari pembunuhan mutilasi sampai pembunuhan untuk kesenangan, tidak ada kasus yang tidak aku ambil. Berikan aku alasan yang bisa aku mengerti. Apa ayahku membakar otakmu sehingga membuatmu seperti ini?”
Kepala Jang: “Hey, apakah aku ubi? Mengapa harus di bakar?”
Do-yeon: “Jika tidak, biarkan aku menjadi jaksa kedua.
Kepala Jang: “Ah, ini benar-benar gila.”
Lalu ponsel Kepala Jang berdering, dari Hakim Seo.
Hakim Seo: “Wanita yang ditikam Hwang Dal-joong, di rumah sakit mana dia di rawat?”
Kepala Jang agak gugup, “Oh ya, dimana itu ya? Sunbae-nim, aku akan mencarinya dan memberitahumu.”
Do-yeon menatap Kepala Jang dengan curiga.
***
Trio hakim sedang makan bersama di kantin.
Hakim 1: “Untuk kasus Hwang Dal-joong, mereka memintanya sebagai sidang juri juga.”
Hakim Kim tampak frustasi: “Itulah yang aku katakan. Aku tidak tahu mengapa Pengacara Shin juga bertingkah seperti ini. Ini penyakit, membuat sesuatu yang tidak penting menjadi rumit. Aku pikir, penyakit ini di sebarkan oleh Pengacara Jang.”
Hakim 2: “Itu juga yang aku katakan, oleh karena itu…….”
Hakim 2 tidak melanjutkan kata yang sebenarnya karena ada Hye-sung di belakang Hakim Kim.
Hakim 2 merubah kata-katanya: “Bagaimanapun, bukankah mereka membuat pilihan yang palin baik untuk terdakwa?”
Hakim 1 yang merasa heran kemudian melihat Hye-sung juga, dan ikut-ikutan mengatakan hal yang baik, “Sebagai seorang pengacara, secara alami, aku pikir kita harus melaksanakannya dengan solusi yang memberikan keuntungan pada kita.”
Hakim Kim membentak, “Apa maksudmu dengan ‘secara alami’?!”
Hakim Kim melihat ekspresi aneh di kedua rekannya, dia menunduk dan berkata sambil berbisik, “Apakah mungkin…..Pengacara Jang ada di belakangku?”
Dia melepaskan plester komedonya, kemudian berbalik dengan senyum manis. Duo hakim juga tersenyum manis.
Hakim Kim: “Kau disini, Pengacara Jang?”
Hye-sung duduk di kursi sebelah Hakim Kim.
Hye-sung: “Aku punya pertanyaan untukmu, Hakim Kim.”
Hakim Kim: “Silahkan.”
Hye-sung: “Bagaimanan jika kau, Hakim Kim, memberikan keputusan bersalah pada Park Soo-ha untuk membunuh Min Joon-guk?”
Hakim Kim: “Mengapa aku harus berpikir tantang kemungkinan yang menakutkan itu?”
Hye-sung: “Tapi, mari katakan bahwa Joon-guk yang dikira sudah mati, muncul di hadapanmu?”
Hakim Kim: “Ada apa denganmu Pengacara Jang? Mengapa aku tetap harus memikirkan tentang kemungkinan yang menakutkan itu?”
Hye-sung: “Lalu, apa yang akan kau lakukan, Hakim Kim?”
Hakim Kim: “Tentu saja, aku akan memberitahu Pembela Umum dan Jaksa bahwa Min Joon-guk masih hidup. Dan meralat banding kasus Park Soo-ha.”
Hye-sung: “Benar! Jika kau bersalah, kau harus mengakui dan memperbaikinya.”
Hakim Kim: “Tentu saja.”
Hye-sung: “Tapi, bagaimana jika hakim yang dapat di percaya mengetahuinya dan tidak melaporkannya? Hukuman apa yang akan di terima hakim tersebut?”
Hakim Kim: “Aku tidak begitu yakin. Tidak akan ada hukuman.”
Hye-sung: “Tidak ada? Bahkan jika dia menghancurkan hidup seseorang?”
Hakim Kim: “Ya, tidak ada. Kau bisa mencelanya secara moral, tapi tidak ada menurut hukum. Tapi, jika itu aku, aku akan memperbaikinya. Jika kau seorang manusia, itulah yang harus kau lakukan.”
Hye-sung sewot, “Aku tidak mengatakannya karena kau melakukannya!”
Yang di maksuh Hye-sung adalah Hakim Seo. Hye-sung pusing, dia memegang kepalanya.
***
Hye-sung duduk di taman dan berpikir.
“Apakah ini bisa di terima. Seo Dae-suk, bajing*n itu, menghancurkan hidup seseorang, tapi tidak mau membayarnya? Lalu apa yang bisa aku dapatkan dari kasus ini? Apakah ada sesuatu? Jika aku mengungkapkan bahwa putri kandung Hwang Dal-joong adalah Do-yeon, hanya Do-yein, yang tidak mengetahui apapun, akan terluka.”
Hye-sung menunjuk-nunjuk kepalanya, “Ah, lihatlah aku. Sekarang aku mengkhawatirkan Do-yeon? Ada apa denganku? Khawatirkan saja diri sendiri, diri sendiri!”
Tiba-tiba Soo-ha datang.
Soo-ha: “Apa kau sudah selesai?” Soo-ha membungkuk. (cute!)
Hye-sung: “Ada apa? Bagaimana dengan kelasmu?”
Soo-ha: “Oh, aku sedang istirahat, jadi aku datang sebentar. Kau akan ke kantor, kan? Ayo pergi, aku akan mengantarmu.”
Hye-sung: “Ini sudah dekat. Mengapa kau harus mengantarku?”
Hye-sung memberikan ponsel lamanya pada Soo-ha.
Hye-sung: “Aku meminta polisi untuk mengembalikannya padaku. Walaupun itu rusak, aku pikir mungkin…..”
Soo-ha: “Terima kasih.”
Soo-ha menarik tangan Hye-sung untuk cepat pergi. Soo-ha menggandeng tangan Hye-sung, dan mereka tertawa bersama.
Lalu ada detektif yang menghampiri mereka. Refleks, Hye-sung melepaskan genggaman tangan Soo-ha.
Detektif 1: “Pengacara Jang, apa mungkin kau sudah mendengar tentang Pengacara Cha?”
Hye-sung: “Apa? Mendengar apa?”
Detektif Kang: “Tadi malam, Pengacara Cha di serang oleh Min Joon-guk.”
Hye-sung terkejut, “Apa?”
Soo-ha: “Mengapa Min Joon-guk mencari Pengacara Cha?”
Detektif Kang: “Dia (KW) mengatakan dia (JG) ingin mengatakan sesuatu pada Pengacara Cha, jadi dia datang untuk mengatakan kata-kata terakhirnya. Itu terlihat sepertinya Min Joon-guk akan melihat akhirnya.”
Detektif 1: “Kami akan mengawasi kalian berdua untuk sementara waktu. Kami berencana untuk menjaga di dekat kantor dan rumahmu. Jadi, jangan terlalu khawatir.”
Detektif Kang: “Jika kau mencurigai sesuatu, segera hubungi kami.”
Soo-ha: “Baik.”
Hye-sung: “Apakah Pengacara Cha baik-baik saja? Bagaimana dengan lukanya?”
Detektif 1: “Dia terluka di kepalanya, dan tangannya patah.”
Hye-sung tampak terkejut dan khawatir.
***
Yoo-chang menulis di gips tangan Kwan-woo.
Kwan-woo: “Apa ini?”
Yoo-chang: “Dengan usiamu, ini tidak akan sembuh dengan cepat. Ah, aku merasa terganggu.”
Kwan-woo menyindir: “Terima kasih telah menghiburku.”
Yoo-chang tertawa senang, “Tidak masalah. Kau hanya mempunyai aku, kan?”
Kwan-woo: “Ngomong-ngomong, bagaimana dengan pembela umum yang baru?”
Yoo-chang: “Pengacara Uhm? Dia benar-benar serius! Dia datang ke kantor subuh, secara pribadi datang ke tempat kejadian dan mengambil semua pernyataan sendirian. Untuk kasus penipuan MLM, dia mengatakan semua pernyataan 133 korban akan di tangani olehnya. Itu benar-benar menjadi kacau!”
Kwan-woo: “Itu tidak mungkin. Pengacara mengambil semua pernyataan 133 korban?”
Yoo-chang: “Ya. Itu sangat hebat. Dia berada di mejanya hanya 10 menit dalam sehari.”
Kwan-woo: “Sepertinya begitu. Karena seseorang yang seperti itu, itulah mengapa aku jatuh ke tempat kedua.”
Lalu Hye-sung masuk bersama Soo-ha.
Hye-sung: “Pengacara Jang, apa yang terjadi? Aku dengar Min Joon-guk datang mencarimu.”
Kwan-woo pada Soo-ha: “Kau disini? Kau datang?”
Soo-ha membungkuk.
Hye-sung: “Bagaimana kau bisa mendapatkan luka? Apa kau terluka sangat banyak?”
Kwan-woo tersenyum: “Ini tidak serius. Aku mencoba menangkapnya dan terjadi kecelakaan. Hadiah uang untuk menangkap Min Joon-guk sangat besar.”
Kwan-woo tertawa.
Soo-ha: “Mengapa Min Joon-guk datang mencarimu?”
Kwan-woo: “Dia datang untuk mengatakan sesuatu oadaku, tapi aku tidak mendengarnya dengan baik karena aku berkelahi.”
Soo-ha membaca pikiran Kwan-woo: “Mereka mungkin tidak mengetahui cerita tentang ayahnya Soo-ha dan Min Joon-guk, kan?”
Soo-ha terkejut, Joon-guk memberitahu Kwan-woo.
Kwan-woo: “Bagaimanapu, polisi sangat serius mengenai masalah ini. Mereka akan menyebarkan poster pencarian dan meningkatkan pengawasan. Kita akan dapat menangkapnya kali ini.”
***
Hye-sung sedang berdiskusi dengan Pengacara Shin. Tapi dia melamun saat Pengacara Shin sedang menjelaskan sesuatu. Hye-sung mengingat saat dulu Joon-gu mulai menerornya sampai Joon-guk melukai Kwan-woo.
Pengacara Shin mengatakan bahwa mereka perlu mendapatkan test DNA untuk membuktikan Dal-jong tidak bersalah.
Hye-sung menggebrak meja, “Tunggu sebentar, Pengacara Shin. Aku akan kembali.”
Pengacara Shin mengiyakan dalam kebingungan.
Hye-sung masuk ke ruangan dan menutup pintunya dengan keras.
Pengacara Shin: “Hey, Yoo-chang. Ada apa dengan Pengacara Jjang?”
Yoo-chang: “Tutup telingamu atau jantungmu akan copot.”
Pengacara Shin bingung: “Hem, apa?”
Hye-sung berteriak dari dalam ruangan: “Min Joon-guk! Jika sapi melahirkan, yang keluar adalah anak sapi, dan jika anjing melahirkan, yang keluar adalah kau! Min Joon-guk, kau bajing*n jahat! Aku tidak takut lagi padamu! Aku tidak akan ketakutan karena kau! Pergiiii!!!”
Pengacara Shin: “Mengapa dia seperti itu, menjadi sangat menakutkan?”
Yoo-chang: “Dia seperti itu kadang-kadang, menakutkan.”
Hye-sung keluar ruangan dengan anggun dan duduk kembali di samping Pengacara Shin.
Pengacara Shin bertanya dengan hati-hati: “Aku tidak melakukan kesalahan apapun, kan? Jika aku melakukannya, katakan saja padaku.”
Hye-sung: “Aku mengerti. Lanjutkan dimana kau tadi berhenti.”
Pengacara Shin: “Di bagian DNA. Tapi kita tetap belum menemukan putrinya.”
Hye-sung: “Pengacara Shin, bagaimana jika kita menemukan putrinya? Dan putrinya itu berpikir orang tuanya sekarang adalah orang tua kandungnya, dan dia hidup dengan tenang. Dia berpikir orang tua biologisnya adalah orang tuanya yang sekarang, apakah benar untuk mengatakan yang sebenarnya kepadanya?”
Pengacara Shin menggeleng: “Tentu saja, tidak---“ Dia meralat ucapannya, “Kita harus memberitahunya. Ya, disaat ayah biologisnya mencarinya dengan susah payah.”
Hye-sung: “Kau melihatnya dari sudut pandang Hwang Dal-joong. Tapi tidakkah kita perlu melihat dari sudut pandang putrinya juga?”
Diperlihatkan Do-yeon yang sedang berjalan dengan tersenyum senang.
Hye-sung: “Dalam tujuan merubah persidangan seseorang yang tidak wajar, menggungcang hidup orang lain yang tidak tahu apapun tentang itu. aku tidak tahu jika itu benar.”
***
Do-yeon masuk ke kantornya.
Do-yeon: “Ketua Yang, bisakah aku melihat berkas kasus Hwang Dal-joong?’
Ketua Yang: “Bukankah itu sudah di ambil Jaksa Cho?”
Do-yeon: “Ini adalah persidangan juri. Aku memohon dan mendapatkan posisi jaksa ke dua.”
Ketua Yang tersenyum, “Kau melakukannya. Aku akan membawanya ke sini.”
***
Tampak istri Hwang Dal-joong terbaring di sebuah ruangan rumah sakit dengan menggunakan alat bantu pernapasan di lehernya.
Dokter: “Saat ini, tanggorokan dan esofagus Jeon Young-ja mengalami kerusakan. Dia menggunakan pipa di batang lehernya dan menderita radang paru-paru. Dan dia mengalami deman dikarenakan radang paru-parunya.”
Hakim Seo: “Kapan dia akan mendapatkan kesadarannya kembali?”
Dokter: “Sejujurnya, sulit untuk dikatakan. Kau harus mempertimbangkan untuk kemungkinan terburuk.”
Dokter pun pamit pergi, dan Hakim Seo menyunggingkan sedikit senyumnya.
Hakim Seo pun keluar rumah sakit, saat di dekat pintu keluar, punggungnya di lihat Do-yeon yang kebetulan berada disana.
Do-yeon: “Ayah?”
Jaksa Cho: “Siapa? Ayahmu?”
Do-yeon tampak ragu.
Jaksa Cho: “Mengapa Hakim Seo Dae-suk datang kemari? Apakah dia sakit?”
Do-yeon: “Tidak…aku pasti salah lihat.”
Jaksa Cho: “Apakah dia sudah sadar? Apakah kita datang tanpa alasan?” (istri Dal-joong)
Do-yeon: “Tapi, tetap saja. Kita harus memeriksa statusnya.”
***
Soo-ha masuk ke kantor Kwan-woo.
Kwan-woo: “Apa kau datang untuk menjemput Pengacara Jang?”
Soo-ha: “Ya.”
Kwan-woo: “Tapi mengapa kau datang kemari?”
Soo-ha: “Aku datang untuk bertanya sesuatu.”
Kwan-woo: “Apa itu?’
Soo-ha duduk, “Apa yang dikatakan Min Joon-guk padamu?”
Kwan-woo: “Dia tidak mengatakan apapun.”
Kwan-woo dalam pikirannya: “Apakah ingatan Soo-ha sudah kembali? Apakah dia tahu cerita tentang ayahnya?”
Soo-ha: “Ingatanku sudah kembali, jadi katakan padaku kebenarannya. Apakah Min Joon-guk mengatakan sesuatu tentang ayahku?”
Kwan-woo: “Seberapa banyak yang dia ketahui? Apakah dia tahu ayahnya membunuh istri Min Joon-guk?”
Kwan-woo: “Seberapa banyak yang kau ketahui?”
Soo-ha: “Aku tahu semuanya. Aku mendengar semuanya dari Min Joon-guk satu tahun yang lalu saat di pemancingan.”
Soo-ha dalam hatinya, “Apa yang akan terjadi jika dia mengatakan padanya (HS) tentang ini? Apakah aku harus memohon padanya untuk tidak memberitahunya?”
Kwan-woo duduk di depan Soo-ha, “Apakah kau mungkin memberitahukannya pada Pengacara Jang?”
Soo-ha: “Tidak. Belum.” Dalam hati: “sepertinya dia akan memberitahunya.”
Kwan-woo: “Jangan. Bahkan nanti di masa depan. Aku tidak berpikir Pengacara Jang akan memperlakukanmua dengan cara yang berbeda jika mengetahuinya. Tapi, ini bukan sesuatu yang akan ingin dia ketahui. Dan ini adalah sesautu yang dia tidak perlu tahu. ada kebenaran di dunia yang lebih baik tidak diketahui. Oke? Permulaan dari semua ini adalah Min Joon-guk, bukan ayahmu.”
Soo-ha terlihat kesal, “Aku pergi.”
Kwan-woo: “Baiklah.”
Saat Soo-ha sudah akan keluar, Kwan-woo menganggilnya kembali.
Kwan-woo: “Park Soo-ha. Jangan membuat penyesalan yang tidak berguna.”
Soo-ha: “Bisakah kau berhenti? Aku merasa terganggu.”
Soo-ha pun keluar.
Kwan-woo: “Ada apa dengannya? Aku memberinya nasehat dengan sepenuh hati.”
Lalu telpon kantor Kwan-woo berdering.
Kwan-woo menjawabnya: “Halo? Oh, Choi sunbae! Ini sudah lama sekali! Apakah Me-ahri baik-baik saja? Makan malam?”
Soo-ha di luar akan kembali ke dalam, tapi berhenti. Dia mengepalkan tangannya dan menghela nafas. Soo-ha sepertinya kesal sekali. Soo-ha kemudian duduk di sofa lorong.
Soo-ha: “Mengapa dia selalu membuat orang telihat sangat tidak dewasa dan memalukan? Sangat menyusahkan.”
Soo-ha kemudian melihat gantungan angelnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar