Kamis, 10 Oktober 2013

I HEAR YOUR VOICE Episode 17 - 2

3:45 p.m

Kwan-woo masih berusaha menghubungi ponsel Hye-sung yang kini sudah mati. Lau telponnya berdering, Soo-ha menelponnya menggunakan ponsel Joon-gi.
Kwan-woo: “Kau dimana? Apakah kau menemukan Pengacara Jjang?”
Soo-ha: “Ya. Pengacara Jjang telah diculik oleh Min Joon-guk.”
Kwan-woo sangat terkejut: “Apa?”

Soo-ha: “Min Joon-guk mengancamku untuk datang sendiri. Jika tidak, dia akan membunuh Pengacara Jjang jika aku menghubungi polisi.”
Kwan-woo panik: “Dimana kau sekarang?”
Soo-ha: “Aku hampir sampai di Komplek Gi-jeong. Dia memintaku untuk datang ke atap.”
Kwan-woo makin panik: “Tidak bisa. Kau tidak bisa pergi sendiri, jangan!”
Soo-ha menangis: “Tidak ada pilihan lain. Jadi—“
Kwan-woo: “Jika kau pergi kesana, kau akan dijebak oleh Min Joon-guk!”
Soo-ha: “Jika aku tidak pergi, dia akan mati!”
Kwan-woo: “Bisa jadi kau yang akan mati. Ini bukan untuk Pengacara Jjang.”
Soo-ha memohon: “Jadi, selamatkan aku.”

Kwan-woo terdiam. Soo-ha menitikan air matanya.
Soo-ha: “Aku…tidak mau mati. Sebelumnya, aku berpikir bahwa aku tidak peduli jika aku akan mati saat melindunginya, tapi sekarang tidak seperti itu. Jika terjadi sesuatu padaku, orang itu akan terluka. Kumohon, selamatkan kami berdua. Dapatkan bantuan polisi dan selamatkan kami. Aku akan menahannya sampai kau tiba disini. Aku memohon padamu.”
***
Joon-guk mengawasi Soo-ha yang baru saja datang. Dia melihat jamnya, “Anak kecil, kau menepati janjimu dengan sangat baik. Kau juga benar-benar datang sendirian.”

Soo-ha melihat Joon-guk di atap. Joon-guk melambaikan tangannya, dan Soo-ha pun naik ke atap. Joon-guk mengenakan kacamata hitam.
***
Kwan-woo naik taksi menuju Komplek Gi-jeong. Lalu Kwan-woo menelpon Detektif sunbaenya.
Kwan-woo: “Sunbae, Min Joon-guk menculik Pengacara Jang.”
Detektif: “Ya aku tahu, aku sedang berada di ruang situasi. Kami sedang melacak ponsel Pengacara Jang sekarang.”
Kwan-woo: “Pengacara Jang dan Min Joon-guk berada di Komplek Gi-jeong.”
Detektif: “Apa? Gi-jeong? Tempat itu adalah kota hantu.” (areal kosong)

Kwan-woo: “Sekarang, Park Soo-ha pergi kesana sendirian, dan mengatakan akan menyelamatkannya (Hye-sung).”
Detektif kaget: “Apa?! Dasar bodoh! Hey, kau harusnya menghentikannya!”
Kwan-woo: “Tidak ada yang bisa aku lakukan. Ini sesuatu yang sedang berlangsung. Bisakah kau meminta tim SWAT?”
Detektif: “Ya, aku akan melakukannya. Kami akan kesana sekarang.”
Kwan-woo: “Min Joon-guk berpikir untuk membunuh mereka berdua lalu membunuh dirinya sendiri. Situasi ini bisa jadi sangat mematikan.”
Detektif: “Kau bilang dia akan bunuh diri?”
Kwan-woo: “Ya. Ini firasat buruk, tapi aku pikir Min Joon-guk ingin membuat Soo-ha menjadi seorang pembunuh.”
***
Mobil polisi beriringan menuju tempat kejadian. Detektif Kang memberikan pengarahan pada timnya.
***
Soo-ha menaiki tangga menuju atap gedung. Sejenak dia berhenti ketika hampir sampai.

4:10 p.m

Soo-ha sampai di atap gedung. Dia melihat Min Joon-guk yang menunggunya sambil duduk dan minum. Soo-ha melihat ke sekeliling, mungkin mencari keberadaan Hye-sung. Kemudian dia menghampiri Joon-guk.

Di belakang Joon-guk ada ponsel Soo-ha.
  
Soo-ha: “Dimana dia? Seperti yang kau perintahkan, aku datang sendirian. Jadi bebaskan orang itu sekarang.”
Joon-guk: “Karena kau sangat tenang, ini membosankan. Mengapa? Mengapa kau tidak menyerangku seperti terakhir kali?”
Soo-ha menahan emosinya, “Aku tahu mengapa kau melakukan ini. Dan juga, aku tidak bermaksud untuk melakukannya. Tidakah aku memberitahumu terakhir kali? Aku tidak akan pernah menjalani hidupku sebagai binatang sepertimu.”
Joon-guk: “Seekor binatang…apa kau pikir aku menjadi seekor binatang sejak lahir? Aku juga seorang manusia, pada mulanya.”
Flashback.
Joon-guk berjualan di mobil bak.
Joon-guk melayani pelanggan dengan ceria: “Terima kasih! Datang kembali!”

Suara Joon-guk: “Aku mempunyai seoran istri yang aku cintai. Untuk menyelamatkannya, aku melakukan apapun yang bisa aku lakukan…

(Min Joon-guk menjadi kuli angkut batu bata menaiki tangga)
Mereka mengatakan bahwa dia akan bertahan hidup jika dia menjalani transplantasi jantung. Jadi aku mengumpulkan uang dengan sangat keras, hidup dua hari dalam satu hari…

(Min Joon-guk membelai sayang istrinya dan tersenyum bahagia)
….Saat seorang donor jantung ditemukan untuknya, aku sangat bahagia, seperti aku memiliki seluruh dunia. Hanya seperti itu, aku menjadi manusia.”
Flashback end.
Joon-guk: “Tapi kemudian, hanya satu jam sebelum operasi, jantung itu di curi oleh ayahmu. Untuk menyelamatkan ibumu, dia mencuri jantung ibuku. Ayahmu melakukannya. Hanya dengan beberapa artikel di koran, dia meyakinkan dokter, dan memanipulasi daftar prioritas. Kau tahu itu?”
Soo-ha: “Aku tahu.”
Joon-guk: “Lalu, sekarang kau harusnya tahu bahwa ayahmu yang memulai semua ini.”
Soo-ha: “Tidak. Orang yang memulai semua ini adalah kau, Min Joon-guk. Dengan membunuh ayahku, kau menjadi seorang pembunuh.”
Joon-guk tertawa:”Kau mengatakan hal yang sama dengan Jang Hye-sung.”
Soo-ha: “Dimana dia?”
Kwan-woo sampai di tempat itu. dia bergerak hati-hati agar tidak disadari Joon-guk.
Kembali ke atap.
Soo-ha: “Aku bertanya padamu, dimana dia?!”
Joon-guk: “Saat seseorang kehilangan semuanya, kau tahu, orang itu akan menjadi seekor binatang apapun yang terjadi. Tidak ada lagi rasa takut untuk orang itu.”
Joon-guk kemudian melemparkan kunci inggris yang berlumuran darah ke hadapan Soo-ha. Soo-ha menatapnya dengan perasaan bingung, berusaha menerka apa yang sebenarny terjadi pada Hye-sung.
Joon-guk: “Sebenarnya, aku tidak bermaksud membunuhnya. Aku hanya ingin menggunakannya sebagai umpan untuk menjebakmu. Lalu membiarkannya pergi. Tapi, wanita itu meprovokasiku, mengatakan bahwa kau berbeda dariku. Tiba-tiba, aku menjadi sangat marah.”

Soo-ha menahan tangisnya, “Jadi..? kau membunuhnya?”
Joon-guk: “Ya. Aku membunuhnya.”
Soo-ha melihat kunci itu lagi, “Benarkah kau….membunuhnya?”

Dan suara Soo-ha di atap sejak datang tadi di dengar oleh Hye-sung melalui saluran ponsel mereka. Ponsel Soo-ha  yang berada di belakang Min Joon-guk, dan ponsel Hye-sung yang kini berada di dekat Hye-sung yang terikat.

Soo-ha berteriak marah: “Kau menngatakan kau akan membiarkannya hidup jika aku datang kemari!!”
Joon-guk: “Wanita itu menggali kuburannya sendiri. Bagaimana perasaanmu?”

Hye-sung berusaha berteriak dan berusaha melepaskan diri. Tapi tidak bisa.
4:40 p.m

Detektif Ha (akhirnya tahu juga namanya..) berlari bersama timnya, “Ayo cepat!!”
Tim penembak jitu SWAT juga sampai dan berlari menuju posisinya masing-masing.

Kwan-woo sudah memasuki gedung.

Hye-sung masih mendengarkan percakapan Soo-ha dan Joon-guk di tempat penyekapan.
Joon-guk: “Apa yang kau rasakan?”
Kembali ke atap.
Soo-ha menangis.
Joon-guk: “Kau linglung, seperti akan gila, huh? Tidak kah, kau ingin membunuhku? Ayo, bunuh aku. Bunuh aku.”
Soo-ha menatap Joon-guk, dia mengambil kunci inggris itu dan mendekat pada Joon-guk dengan emosi.
Sementara itu, penembak jitu bersiap membidik.
Joon-guk: “Benar, kau tahu sekarang. 11 tahun yang lalu, bagaimana perasaanku saat aku memulainya.”
Soo-ha benar-benar marah, dia menggenggam erat kunci itu, emosinya terpancing oleh kata-kata Joon-guk.

Di tempat penyekapan, Hye-sung hanya bisa menangis.

Joon-guk tertawa menyeringai.
Soo-ha memejamkan matanya, dan teringat perkataan Hye-sung:
“Tidak peduli sebesar apa kau membencinya sampai tingkat kau ingin membunuhnya, jangan membunuhnya. Sekali kau melakukannya, semua alasan akan menghilang.”
Soo-ha menjatuhkan kuncinya.

Joon-guk terkejut.
Soo-ha mengatur nafasnya.

Soo-ha: “Dia masih hidup.”
Joon-gu sedikit tergagap: “Apa?”
Soo-ha: “Kau menyembunyikan matamu di depanku, itu artinya kau tidak mau ketahuan olehku. Dan, itu berarti kau sedang berbohong sekarang.”
  
Hye-sung mendengarnya.
Soo-ha: “Aku benar kan? Dia msih hidup sekarang. Aku yakin.”
Hye-sung lega.

Joon-guk menahan marah, “Aku sudah mengatakannya, aku membunuhnya.”

Soo-ha melihat ke sekeliling, lalu berteriak:
“JANG HYE-SUNG!!! JANG HYE-SUNG! KAU MENDENGARKU, KAN? DENGARKAN DENGAN BAIK! AKU TIDAK AKAN PERNAH MEMBUNUH PRIA INI! AKU AKAN MENJAGA JANJIKU PADAMU! AKU TIDAK AKAN PERNAH HIDUP SEPERTI BINATANG. AKU AKAN MENEPATI JANJI YANG AKU BUAT, DENGAN PASTI. JADI JANGAN KHAWATIR DAN TUNGGU AKU! MENGERTI?”

Hye-sung mengangguk dalam tangisnya di tempat penyekapannya.
***
Kwan-woo mencari Hye-sung: “Pengacara Jang! Pengacara Jang!’
Hye-sung mendengarnya dan berusaha memberi tanda.
Kwan-woo mendengar suara Hye-sung dan melihat bayangannya dari balik tirai.

Kwan-woo segera menghampiri Hye-sung dan membuka lakban di mulutnya.
Kwan-woo: “Pengacara Jang, kau baik-baik saja?”
Hye-sung tidak menjawab, hanya nafasnya terengah-engah.
Kwan-woo segera melepaskan tali yang mengikat Hye-sung di kursi.
Di atap, Joon-guk mematikan sambungan telponnya.
Dia berkata dengan suara tercekat, seperti hendak menangis, “Aku mengatakan bahwa aku telah membunuh Jang Hye-sung. Berapa kali lagi aku harus mengatakan padamu sampai kau megerti?”
Soo-ha: “Tidak…dia masih hidup. Dan bahkan jika….bahkan jika tidak, pilihanku tetap sama. Aku tidak akan hidup sepertimu.”
Joon-guk tertawa dipaksakan, “Kau sampai akhir bertingkah seperti ini…”
Kwan-woo berhasil melepaskan tali yang mengikat Hye-sung. Dia membersihkan darah di dahi Hye-sung.
Hye-sung terlihat lemas, “Kita harus pergi ke atap.”
Kwan-woo: “Itu berbahaya! Karena polisi ada disini, kau harus turun dan mendapatkan perawatan…”
Hye-sung berteriak: “AKU BILANG KITA HARUS PERGI!”
Hye-sung pun berlari menuju atap, Kwan-woo mengejarnya.
Soo-ha: “Orang itu, tidak akan pernah menginginkan aku membuang-buang hidupku untuk membalas dendam padamu. Sama seperti istrimu….jika istrimu tahu kau hidup seperti ini, dia akan tersiksa juga. Kau terlihat sangat mengerikan sekarang. Sangat mengerikan dan menyedihkan.”

Kata-kata Soo-ha sepertinya mengena di hati Joon-guk. Dia mengepalkan tangannya, mungkin kesal pada Soo-ha karena kata-kata yang di ucapkannya adalah benar.

Soo-ha: “Pilihanku telah diputuskan. Jadi jangan membenarkan hidupmu menggunakan aku lagi.”
  
Soo-ha berbalik membelakangi Joon-guk hendak pergi dari sana. Joon-guk yang kesal mengambil tongkat besi di sampingnya dan hendak memukul Soo-ha.
Namun, tongkat itu terjatuh, ada yang menembaknya. Joon-guk akan menganbil kunci inggris, tapi ada yang menembaknya lagi.

Sama seperti Joon-guk, Soo-ha juga bingung dan melihat ke sekeliling. Lalu keluarlah tim SWAT dan tim detektif. Soo-ha menghela nafas lega.
Soo-ha: “Ini sudah berakhir, polisi ada disini. Berhenti dan serahkan dirimu.”
Joon-gu sepertinya memang benar-benar sedih. Dia membuka kaca matanya.
Soo-ha membaca pikiran Joon-guk.
Flashback.
Joon-guk mencengkram baju seorang dokter dengan marah, “Kau bilang dia akan di operasi!”
Lalu menggenggam tangan dokter yang lain, “Kumohon. Biarkan dia di operasi. Aku punya uang. Selamatkan dia. Ini giliran istriku! Kumohon dapatkan jantung untuknya. Selamatkan dia.”
Joon-guk menangis memohon pada dokter.
Joon-guk menemui istrinya.
Istri Joon-guk: “Aku tidak mau mati. Suamiku, selamatkan aku…Kumohon.”
Joon-guk mengenggam tangan istrinya, dan berusaha tersenyum menguatkan.
Flashback end.

Joon-guk terlihat sedih mengingat kejadian itu. Joon-guk terus berjalan mundur.
  
Flashback.
Istri Joon-guk akhirnya meninggal. Lalu Joon-guk melihat ayah Soo-ha bersalaman dengan dokter.
Dokter: “Dia akan segera di operasi. Semuanya akan baik-baik saja. Jadi jangan khawatir.”
Ayah Soo-ha tersenyum: “Terima kasih, dokter.”
Joon-guk melihatnya dari kejauhan sambil menangis sedih.
Joon-guk kemudian mengamuk di rumah sakit.
Pikirannya mengingat semua runtutan kejadian.
Membunuh ayah Soo-ha.
Mencekik Hye-sung di pengadilan.
Menemui Soo-ha di restoran dan di pukul oleh Soo-ha.
Membunuh ibunya Hye-sung.
Di pukuli Soo-ha setelah membunuh ibunya Hye-sung.
Di vonis tidak bersalah, saat dituduh membunuh ibu Hye-sung.
Menemui Soo-ha di parkiran dan di penacingan.
Lalu menemui Kwan-woo: “Aku berpikir apa yang akan aku lakukan berikutnya. Haruskah aku berhenti disini, atau aku akan pergi sampai akhir.”
Flashback end.

Joon-guk terlihat frustasi. Dia sampai ke tepi gedung.
Soo-ha: “Apa yang sedang kau coba lakukan?”
Joon-guk berkata dalam pikirannya, “Aku sudah mengatakannya padamu. Ini adalah akhir untukku.”
Joon-guk menjatuhkan tubuhnya, tapi ditahan oleh Soo-ha, “Jangan!”
Soo-ha menarik lengan baju Joon-guk.
Hye-sung dan Kwan-woo sampai di atap.

Joon-guk: “Park Soo-ha, ayo kita pergi bersama.”
Joon-guk dengan cepat menarik baju Soo-ha dan mereka terjatuh ke bawah.
Hye-sung syok dan pingsan.
Untungnya di bawah polisi sudah bersiap dengan kasur balonnya.

Detektif Kang: “Tangkap Min Joon-guk! Amankan Park Soo-ha. Panggil ambulance, cepat!”

Joon-guk diborgol dan di bawa petugas.
Joon-guk menyadari dirinya tidak mati, “Lepaskan aku! Lebih baik kalian bunuh saja aku!”
Joon-guk terus memberontak dan dimasukan ke dalam mobil polisi.
Soo-ha terbangun dari pingsannya. Kakinya terluka. Saat hendak di papah, dia teringat pada Hye-sung.
Soo-ha: “Dimana Pengacara Jang? Apa dia baik-baik saja?”
Detektif Kang: “Aku tidak tahu. Tim yang lain belum menghubungi kami.”

Lalu Soo-ha melihat Hye-sung yang pingsan dan terluka di keningnya, di gendong Soo-ha dan di masukan ke ambulance.
Soo-ha berteriak seperti kehilangan kesadaran (seperti orang gila), “Tidak! Tidak! Tidak!” dan menatap ambulance yang menjauh.
5.05 p.m

Tempat kejadian di beri garis polisi. Tim penyidik mengamankan barang bukti dan mengambil sidik jari.
***
Do-yeon menyetir mobilnya dengan gelisah.
Kwan-woo dan Detektif Ha beristirahat di depan rumah sakit.
Kwan-woo selesai minum, “Terima kasih untu kerja kerasmu, Sunbae.”
Detektif Han: “Jika itu bukan karenamu, itu akan berbahaya. Jika kita menemukan tempatnya sedikit terlambat, kita tidak bisa menggelar kasur udara atau mengirim tim SWAT.”
Kwan-woo: “Itu karena Park Soo-ha mengendalikan situasinya dengan baik.”


Kwan-woo melihat Do-yeon yang berlari. Do-yeon pun menghampiri mereka.
Do-yeon terengah-engah: “Apakah Hye-sung baik-baik saja?”
Kwan-woo: “Ya, dia mendapatkan luka di kepalanya, tapi dia baik-baik saja. Dia sedang mendapat perawatan sekarang.”

Do-yeon menarik nafas lega dan duduk, “Park Soo-ha apakah baik-baik juga? Dia tidak melakukan hal yang gegabah, kan?”
Kwan-woo: “Ya, dia tidak melakukan apapun.”
Detektif Han: “Aku juga, sangat khawatir Park Soo-ha akan membunuh Min Joon-guk.”

Do-yeon: “Bagaimana dengan Min Joon-guk?”
Detektif Han: “Dokter mengatakan dia tidak mengalami luka selain memar. Jadi dia telah di kirim ke kantor polisi. Dia akan segera di interogasi.”
Do-yeon: “Saat interogasi selesai, segera beritahu aku.”
Detektif Han: “Ya, jaksa.”

Do-yeon: “Min Joon-guk tidak akan bisa meloloskan diri kali ini. Pembunuhan, surat kaleng, pembalasan dendam, dan bahkan penyerangan. Aku akan menemukan semuanya dan menuntutnya.” Do-yeon terlihat sangat kesal sekali.

Detektif Han: “Tentu saja. Orang yang tidak berharga.”
Do-yeon: “Ya, seseorang yang tidak berharga seperti dia harus dijauhkan dari masyarakat selamanya.”

Kwan-woo yang sedari tadi diam saja mengingat perkataan Joon-guk ketika menemuinya, bahwa dia ingin ada seorang saja yang mengetahui kisahnya, bahwa dia akan melihat semuanya sampai akhir.

Kwan-soo: “Jaksa Seo. Ini mungkin terdengar sedikit gila. Tapi…aku pikir aku kasihan pada Min Joon-guk sedikit.”
Do-yeon: “Kasihan? Pengacara Cha, kau benar-benar kehilangan rasa marahmu. Apa kau sedang berikir jernih! Orang itu membunuh banyak orang! Dia juga yang mematahkan tanganmu.”
Kwan-woo: “Aku tahu. Karena itulah dia menjadi orang yang tidak berharga.”
Ambulance Park Soo-ha sampai. Soo-ha turun dari bangsalnya dan berteriak memanggil Hye-sung. Soo-ha berlari masuk ke dalam.

Kwan-woo: “Jaksa, apa kau tahu perbedaan antara Park Soo-ha dan Min Joon-guk?”
Do-yeon kesal: “Tidak, aku tidak tahu. dan bahkan aku tidak mau tahu.”
Soo-ha masuk ke ruangan UGD dan mencari Hye-sung.

Suara Kwan-woo: “Min Joon-guk tidak mempunyai seseorang. Tidak ada seorangpun yang mempercayainya. Tidak ada seorangpun yang mendengarkannya. Tidak ada seorangpun yang mencintainya…”
Soo-ha mencari terus mencari Hye-sung, membuka setiap tirai yang tertutup, tapi ternyata bukan Hye-sung. Soo-ha berteriak dan menangis.

“….dan dia tidak mempunyai seseorang yang harus dia lindungi. Tapi, jika saja dia mempunyai seseorang, dia mungkin hidup secara berbeda. Seperti Park Soo-ha. Itulah mengapa aku merasa sedikit kasihan pada Min Joon-guk.”
Akhirnya Soo-ha menemukan Hye-sung di kasur pojok. Soo-ha merasa lega, begitu juga Hye-sung. Soo-ha menghampiri Hye-sung dan memeluknya. Hye-sung menangis.

Hye-sung: “Kau bodoh! Aku khawatir, bahwa kau mungkin akan mati!”
Soo-ha tak menjawab, dia hanya menangis.
Hye-sung: “Aku mendengarmu sejakawal. Aku mendengar suaramu (I hear your voice).”
Soo-ha menangis, “Terima kasih.”


5:40 p.m

Suara Soo-ha: “26 Juli 2013, pukul 5:40 sore. Min joon-guk telah ditangkap dan kisah selama 11 tahun di antara kami bertiga akhirnya berakhir.”
  
Hye-sung dan Soo-ha berbaring bersama salam satu kasur dan saling berhadapan.
Hye-sung: “Bagaimana ibumu meninggal?”
Soo-ha: “Satu bulan setelah operasi jantung, dia meninggal. Terjadi penolakan transplantasi.”

Hye-sung: “Jadi, itukah sebabnya Min Joon-guk menjadi sangat marah, benar? Jantung yang seharusnya menyelamatkan istrinya, menghilang begitu saja seperti itu.”
Soo-ha: “Maafkan aku tidak memberitahumu. Aku menjadi semakin tamak, dan aku takut. Aku takut bahwa mungkin aku akan kehilangan dirimu.”

Hye-sung: “Apakah aku terlihat seperti seseorang yang akan membuangmu hanya karena hal semacam itu? aku sudah memberitahuku beberapa kali.”
Hye-sung dan Soo-ha: “Bahwa aku memiliki kepribadian yang lebih cemerlang daripada kebanyakan orang.”
Mereka kemudian tertawa bersama.
Hye-sung memegang pipi Soo-ha, “Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Ini bukan kesalahanmu.”
Soo-ha tersenyum dan memeluk Hye-sung, “Terima kasih.”
Suara Soo-ha: “Saat itu, kami berdua melupakan sesuatu yang penting, bahwa jika Min Joon-guk ditangkap, masa lalunya yang tersembungi akan terungkap ke dunia, dan saat masa lalu itu terungkap….
Joon-guk berada di penjara.
Flashback saat Soo-ha tidak sengaja menusuk Hye-sung.

masa laluku yang tersembunyi juga akan terungkap.”
Soo-ha membelai rambut Hye-sung dan mencium keningnya.
Soo-ha: “Dan juga, aku mencintaimu.”
Hye-sung tersenyum.
Mereka pun makin berpelukan dengan erat.

Suara Soo-ha: “Kami sangat bahagia bahwa kami berdua msih hidup dan kami benar-benar lupa mengenai hal itu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar