Selasa, 08 Oktober 2013

I HEAR YOUR VOICE Episode 8 - 2


Hye-sung berputar-putar di pintu keluar gedung sambil bergumam, “Aku bisa melakukannya…aku tidak bisa melakukannya… Aku bisa melakukannya…aku tidak bisa melakukannya… Aku bisa melakukannya!”  Hye-sung memantapkan hatinya.
Kini Hye-sung berada di depan rumah keluarga Seo, di teringat kembali saat 10 tahun yang lalu dia menunggu ibunya, dan ibunya membakar buku-buku karangan Hakim Seo.

Sekali lagi, dia memantapkan hatinya untuk memencet bel setelah sebelumnya ragu.


Dia berbicara dengan Do-yeon di halaman, Hakim Seo melihatnya dari lantai atas.

Do-yeon: “Ibuku masih tidak nyaman melihatmu. Jika kau mempunyai seseuatu yang ingin dikatakan padaku, katakanlah sekarang.”
Hye-sung: “Kasus Min Joon-guk, menurut pendapatmu apa yang akan terjadi?”

Do-yeon: “Sejujurnya, situasinya terlihat tidak bagus. Semua yang kita punya adalah bukti tak langsung dan tidak ada bukti langsung. Pengacara Cha juga fokus dalam hal itu.”
Hye-sung: “Kau tahu siapa Min Joon-guk, bukan?”

Do-yeon: “Ya. Aku tahu.”


Hye-sung berlutut dihadapan Do-yeon.
Do-yeon: “Jang Hye-sung..”

Hye-sung: “Kumohon, tolong aku, Do-yeon. Aku tidak tahu kalau hari seperti ini akan datang. Aku tidak tahu akan ada hari dimana aku akan berlutut untuk memohon kepadamu. Aku sudah tidak punya harga diri lagi. Walaupun aku harus menjual semuanya, aku harus menangkap orang itu. Aku akan melakukan apapun yang kau minta. Semua yang ku katakan 10 tahun yang lalu…aku akan meminta maaf jika itu yang kau inginkan dariku. Aku minta maaf untuk semuanya. Jadi tolong aku untuk menangkapnya. Kau seorang jaksa. Mengancam atau menyelidiki, gunakan semua cara yang bisa kau pikirkan. Orang yang membunuh ibuku, jangan biarkan dia bebas.”


Hye-sung mengatakan semuanya dengan berkaca-kaca.

Hakim Seo menghampiri mereka, “Apakah itu permintaan maaf yang tulus?”
Do-yeon: “Ayah..”
Hakim Seo: “Permintaan maafmu, apakah benar-benar tulus?”

Hye-sung berkata dalam hati, “Ibu, maafkan aku..” dan meneteskan air mata.

Hye-sung: “Ya. Waktu itu, aku telah melakukan kesalahan. Jadi, tolong bantu aku.”
Hye-sung berada di dalam rumah Hakim Seo.
Hakim Seo: “Jika aku yang menjadi hakimnya, aku akan menyatakan dia tidak bersalah. Juga, jika aku yang menjadi jaksanya, aku akan membuat lebih banyak bukti.”

Do-yeon: “Membuat bukti?”

Hakim Seo: “Membuat bukti fisik yang sebelumnya tidak ada itu sulit. Tapi, membuat pernyataan yang sebelumnya tidak ada itu mudah.”
Do-yeon: “Aku sudah bertemu dengan para saksi dan orang yang dekat dengannya. Pemilik rumah, polisi, bahkan pendeta. Tapi mereka hanya membicarakan hal yang baik yang pernah dilakukan Min  Joon-guk.”

Hakim Seo: “Kemudian kita harus menemukan seseorang yang punya kebutuhan. Seseorang yang akan menukar sesuatu jika dia merasa puas.”

Hye-sung: “Seseorang yang akan menukar sesuatu…?”

Hakim Seo: “Saat Min Joon-guk berada di penjara..apakah kau sudah mencari siapa teman satu selnya?” tanyanya pada Do-yeon.
Do-yeon: “Tidak. Kami belum mengetahuinya sejauh itu.”
Hye-sung lalu mengingat saat Pengacara Shin memberitahunya kalau dia tahu Min Joon-guk dari teman satu selnya yang merupakan teman Pengacara Shin.

Hye-sung: “Aku pikir kita bisa menemui seseorang. Orang yang menempati sel yang sama dengan Min Joon-guk.”
Hakim Seo: “Jika dia seorang napi, dia mungkin sangat mengharapkan pembebasan bersyarat. Aku akan memberitahu orang yang ada di penjara. Buatlah perjanjuan dengannya.”

Do-yeon: “Kau tidak mengatakan untuk membuatnya mengucapkn sumpah palsu, kan?”
Hakim Seo: “Jika itu bisa membuat kita menangkap penjahatnya, maka harus (membuat sumpah palsu).”

Do-yeon: “Tapi, sumpah palsu itu….”
Hakim Seo: “Kau melakukan nya 10 tahun yang lalu.”
(jadi, hakim Seo ternyata tahu Do-yeon bohong waktu itu, tapi kenapa dia mendesak Hye-sung buat ngaku ya?)

*** 

Soo-ha pulang. Hye-sung dirumah sedang mencuci selimut.
Soo-ha: “Kau mencucu selimut hari ini?”

Hye-sung: “Bagaimana bisa aku pergi ke Seo do-yeon dalam situasi seperti ini? Bagaimana bisa lawanku adalah Pengacara Cha? Apakah ini benar?”

Soo-ha: “Kau pergi menemui Seo Do-yeon?”

Hye-sung: “Ya. Aku pergi menemuinya dan memohon padanya. Untuk menolongku menangkap Min Joon-guk. Aku berlutut dan memohon padanya. Tidak hanya itu. aku bahkan meminta maaf untuk semua yang terjadi sepuluh tahun yang lalu.”

Hye-sung menangis..Hye-sung sepertinya marah pada dirinya sendiri yang harus merendahkan diri seperti itu, bahkan mengakui kesalahan yang tidak pernah dia lakukan hanya untuk menangkap Min Joon-guk, karena dia sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan.

Soo-ha menghampirinya dan akan mengusap air mata Hye-sung, tapi Hye-sung mengelak untuk di sentuh. Dia meminta Soo-ha mencuci kakinya sebelum kakinya masuk ember.
(soo-ha mau bantuin nyuci.)

*** 
Hwang Dal-joo: “Joon-guk..membunuh seseorang?!”
Do-yeon: “Ya. Dia dituduh membunuh ibu dari Pengacara Jang. Kau berbagi sel tahanan dengan Min Joon-guk, benarkan? Selama kau menghabiskan waktu dengannya, pernahkah dia membicarakan Pengacara Jang?”


Hwang Dal-joo: “Pernah. Pernah, tapi dia hanya mengatakan bahwa ada yang harus dia bayar. Tidak ada hal lain. Tidak mungkin dia melakukannya. Joon-guk adalah orang yang baik. Itu pasti kesalahpahaman, jaksa.”

Do-yeon meminta duo petugas disana untuk keluar sebentar, karena ada hal pribadi yang ingin Do-yeon sampaikan pada napi.

Do-yeon kini bicara dengan lebih serius, “Saat kau di eksekusi 25 tahun yang lalu, Ku kehilangan putrimu kan? Apa kau tidak ingin keluar dari sini dan mencarinya?”
Hwang Dal-joo: “Apakah ada cara bagiku untuk keluar dari sini?”

Do-yeon: “Itu semua tergantung pada bagaimana kau menjawab pertanyaanku.”

*** 
Hwang Dal-joo bertemu dengan Pengacara Shin, dan memainkan permainan yang sama, kali ini dengan nama-nama penyanyi wanita.

Pengacara Shin: “Jadi, kau akan pergi menjadi saksi di persidangan Min Joo-guk?”

Hwang Dal-joo: “Ya. Aku pikir aku dijadikan sebagai saksi untuk jaksa di sidang berikutnya.”

Pengacara Shin: “Kenapa kau memilih menjadi saksi untuk kejaksaan? Bukankah kau mengatakan bahwa Min Joon-guk adalah orang baik?”
Hwang Dal-joo: “Ya. Tapi setelah aku memikirkannya…aku menyadari mungkin aku telah salah menilainya. Ada sesuatu yang gelap dan seram tentang dia.”

Pengacara Shin menatap tajam napi itu.
Hwang Dal-joo: “Mengapa kau menatapku seperti itu?”
Pengacara Shin nampak curiga, dan Hwang Dal-joo  terlihat gugup.
***

Hye-sung sedang bersiap di kamarnya untuk ke persidangan. Dia menatap foto ibunya.
“Jika persidangan hari ini berjalan lancar, aku akan dapat menangkapnya.”
Hye-sung mendekap foto ibu.

*** 

Hye-sung bertemu dengan Pengacara Shin dan Yoo-chang.
Hye-sung: “Apa yang kau lakukan disini Pengacara Shin? Kau tidak punya jadwal persidangan hari ini.”
Yoo-chang: “Kami datang untuk mendukungmu. Hari ini persidangan terakhir.”

Pengacara Shin: “Aku datang karena ada sesuatu yang ingin ku tanyakan padamu.”
Hye-sung: “Apa itu?”

Pengacara Shin: “Persidangan hari ini, apa yang kau minta pada Hwang Dal-joo?”


1Hye-sung: “Meminta? Aku tidak pernah meminta apapun darinya.”

Pengacara Shin: “Dalam rangka menangkap Min Joon-guk, kau memintanya untuk melakukan sesuatu yang kau harapkan, benar?”
Hye-sung: “Aku bilang aku tidak melakukannya.”


Yoo-chang: “Mengapa kalian melakukannya lagi?”  (berantem)

Yoo-chang membalikkan badan Hye-sung dan mengajaknya ke persidangan.


Hye-sung melepaskan rangkulan Yoo-chang dan kembali berbalik mendatangi Pengacara Shin, “Jika aku memang melakukannya, lalu apa? Jika aku bisa menangkap penjahat itu, apa yang tidak akan aku lakukan?”


Yoo-chang berusaha menenangkan, “Pengacara Jang…”

Pengacara Shin: “Apa kau mengatakan bahwa kau tidak akan mengikuti aturan?”
Hye-sung: “Jika aku mengikuti aturan, aku akan kehilangan segalanya.”

Pengacara Shin: “Apakah kau tidak tahu jika kau tidak mengikuti aturan, masalah yang lebih besar akan menghampirimu?”

Hye-sung: “Ya. Aku tidak tahu! apa kau pernah menjadi korban? Korban di negara ini tidak bisa melakukan apapun. Aku? Aku bahkan tidak bisa bertanya pada Min Joon-guk mengapa dia membunuh ibuku. Karena korban tidak bisa bertemu dengan terdakwa. Hakim lebih mendengarkan kata-kata Min Joon-guk daripada aku. Korban merasa itu salah sampai dia tidak bisa bernafas. Tapi, tidak ada yang bisa dia lakukan. Praduga tidak bersalah, prinsip rasional? Semuanya omong kosong. Setelah menjadi korban, semua aturan adalah omong kosong dan pengacara adalah seorang bajingan. Begitu juga aku, seorang pengacara bajingan.”


Hye-sung melepas pin tanda pengacaranya dan membuangnya di depan Pengacara Shin yang sejak tadi tidak bisa berkata apa-apa.


Pengacara Shin mengambil pin yang dibuat Hye-sung.
Yoo-chang khawatir, “Apa kau baik-baik saja?”
Pengacara Shin: “Aku tidak apa-apa. Untuk persidangan kali ini, jika Min Joon-guk dinyatakan tidak bersalah, apakah kau berpikir Pengacara Jang akan tetap menjadi seorang pengacara?”
Pengacara Shin menyerahkan pin Hye-sung pada Yoo-chang.

*** 

Di ruang persidangan.

Min Joon-guk.
Pengacara Cha Kwan-woo.
Jaksa Seo Do-yeon.
Park Soo-ha dan Jang Hye-sung.
Saksi Hwang Dal-joo.
Hakim Kim.

Saksi, Hwang Dal-joo, diminta untuk bersumpah di persidangan. Awalnya dia mengucapkannya dengan pelan dan agak ragu.

Hye-sung bertanya pada Soo-ha dalam hati, “Apa yang hakim pikirkan saat ini? Apakah tidak bersalah?”
Soo-ha melihat ke arah hakim, lalu Soo-ha menggeleng.

Hye-sung: “Lalu apakah bersalah?”
Soo-ha menggeleng dan menunjukkan gantungan ponselnya yang dia miringkan.
Hye-sung: “50-50?”
Soo-ha mengangguk.

Hye-sung: “Kalau begitu tidak apa-apa karena kesaksian terakhir ada di pihak kita. Kita akan membuatnya dinyatakan bersalah.”
Pengacara Shin dan Yoo-chang juga hadir.

Hakim mempersilahkan jaksa untuk bertanya pada saksi lebih dulu.

Jaksa: “Saksi menempati sel yang sama sengan terdakwa, benar?”
Hwang Dal-joo: “Ya.”

Jaksa: “Apakah kau pernah mendengar sesuatu tentang Pengacara Jang dari terdakwa?”
Dal-joo: “Dia bilang berhutang padanya dan aku melihat dia mengumpulkan informasi tentangnya.”

Jaksa: “Melihat hal itu, apa yang kau pikirkan tentang terdakwa?”
Dal-joo sekilas melihat Joon-guk, “Menyeramkan.”

Jaksa: “Mengapa kau berpikir seperti itu?”

Dal-joo tanpa keraguan berkata: “Dia mengatakan akan membunuhnya. Bahwa dia (Hye-sung) membuat kesalahan dan dia (Joon-guk) akan membunuhnya.”
Joon-guk emosi dan menggebrak meja: “Kapan aku mengatakannya?!?”




Jaksa menghadap hakim: “Yang mulia. Seperti yang anda dengar, terdakwa telah merencanakan untuk membalas dendam pada putri korbanselama 10 tahun terakhir. Saksi-saksi lain mengatakan bahwa terdakwa pria yang baik. Akan tetapi dia menyamarkannya hanya untuk balas dendam. Itu telah direncanakan secara mendetai, tidak ada seorangpun yang melihat siapa sebenarnya terdakwa. Itu karena terdakwa sealu memakai topeng malaikatnya. Dan saat dia melepaskan topengnya untuk balas dendam, dia membunuhnya. Sama seperti Park Joo-hyuk sepuluh tahun yang lalu, dan sekarang korban Eo Choon-shim. Jika dia dinyatakan tidak bersalah, dia mungkin akan membunuh orang lain yang mengetahui siapa dia sebenarnya. Sampai saat ini kita belum melihat siapa sebenarnya terdakwa dan mata kita telah dibutakan. Akibatnya, banyak orang yang tidak bersalah telah meninggal. Sekarang hukum harus melihat dengan jelas, dan harus melindungi korban berikutnya, Jang Hye-sung.”

Soo-ha memperlihatkan gantungan ponselnya yang menghadap ke atas, ‘bersalah’. Hye-sung terlihat lega.

Yoo-chang bertanya pendapat Pengacara Shin: “Apakah dia benar-benar bersalah?”

Pengacara Shin: “Tidak, itu berlawanan. Saksi bersaksi seperti itu atas desakan jaksa.”



Hakim mempersilahkan pengacara untuk bertanya.

Pengacara: “Kau menghabiskan banyak waktu dengan terdakwa dalam sel yang sama kan?”
Dal-joo: “Ya.”
Pengacara: “Kalau begitu, kau pasti tahu terdakwa dengan baik. Jika kau bisa menggambarkan karakter terdakwa, apa yang akan kau katakan apakah dia pintar dan sangat teliti atau kau akan mengatakan dia bodoh dan gegabah?”

Dal-joo sejenak berpikir, “Dia pintar.”
Pengacara ke jaksa, “Ini cocok dengan perkataanmu, jaksa.”

Pengacara ke Dal-joo, “Tapi, bukankah ini sedikit aneh? Mengapa seseorang yang pintar menceritakan rencana jahatnya padamu? Tidakkah itu terlihat bodoh dan gegabah?”

Dal-joo: “Tidak..maksudku…sekarang aku berpikir dia tidak sepintar itu.”

Pengacara: “Ah, dia tidak pintar? Itu lebih aneh lagi. Jika kasus ini seperti yang jaksa katakan, maka kasus ini dapat dikatakan sebagai pembunuhan berencana. Kasus dimana seseorang yang bodoh tidak dapat melakukannya. Lalu apakah terdakwa orang yang pintar atau orang yang bodoh?”

Yoo-chang berbisik pada Pengacara Cha: “Pengacara Cha menjebak jaksa.”

Pengacara: “Tidak masalah jika kau tidak menjawabnya. Karena sekarang aku akan  menunjukkan padamu bukan seorang penjahat seperti yang kau tuduhkan. Saksi, pernahkan terdakwa memberitahukan rencananya padamu?”

Semua orang menanti jawaban saksi dengan cemas.


Dal-joo: “Aku tidak bisa mengingatnya dengan baik.”

Pengacara membungkukkan badanya ke arah saksi dan dengan tegas bertanya, “Saksi, kau baru saja disumpah untuk tidak berbohong atas kasus ini. Aku akan bertanya padamu satu kali lagi. Apakah Min Joon-guk benar-benar mengatakan bhwa dia akan membunuh Jang Hye-sung?”

Dal-joo: “Aku sebenarnya….berpikir…dia tidak melakukannya. Dia tidak mengatakan itu.”


Semua tampak kecewa, kecuali Joon-guk yang tersenyum meremehkan.

Pengacara menghadap ke arah Hye-sung, matanya merah: “Hanya itu.”







Jaksa kembali bertanya pada saksi, mengapa yang dia ucapkan barusan berbeda dengan sebelumnya. Jaksa membentak saksi untuk mengatakan kebenarannya, apakah terdakwa pernah mengatakan akan membunuh Jang Hye-sung atau tidak.

Saksi tidak bisa menjawab, dia tertunduk dan menahan diri.

Hakim meminta jaksa untuk tidak memaksa saksi berbicara. Dalam pikirannya, hakim berbicara:

“Tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain membebaskannya.”



Soo-ha mendengarnya dan memberitahukan pada Hye-sung. Hye-sung menangis.


Joon-guk melihat ke arah Soo-ha dengan tatapan menyebalkannya itu, (pengen ku tusuk matanya deh!), dia berbicara dengan pikirannya:
“Anak kecil. Sepertinya semua orang-orang bodoh dengan otak pintar disini kembali berpihak padaku. Jika aku dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan..selanjutnya giliran mu dan gadis itu.”

Soo-ha menahan amarahnya.

*** 

Hye-sung terdiam duduk di luar persidangan. Dia tampak sangat terpukul.

Yoo-chang: “Pengacara Jang, kau baik-baik saja?”
Soo-ha: “Apa yang akan terjadi pad Min Joon-guk?”
Yoo-chang: “Jik hakim menyatakan dia tidak bersalah, maka dia akan bebar pada hari mereka mengumumkan keputusan hakim. Tapi jangan khawatir, jaksa bisa mengajukan banding dan menemukannya bersalah. Lalu…”

Soo-ha: “Kapan hari keputusan itu?”
Yoo-chang: “Bulan depan, tanggal 3.”

Soo-ha: “Bulan depan, tanggal 3….”
Soo-ha sepertinya memikirkan sesuatu.

*** 
Hye-sung tertidur sambil memeluk fotonya bersama ibu. Dia bermimpi.



Ibu memanggil Hye-sung remaja karena komputernya tidak menyala tapi ada suara yang terdengar. Hye-sung yang menggosok gigi memencet tombol power di monitor dan layarnya menyala. Ibu heran Hye-sung bisa memperbaikinya hanya dengan satu sentuhan saja. Ibu mengira apa Hye-sung ini  Bill Gates. Ibu menyuruhnya masuk jurusan  komputer saja daripada hukum.


Hye-sung dewasa mendandani ibu yang akan pergi ke acara pernikahan. Ibu merasa tidak perlu karena bukan dia yang akan menikah. Ibu kemudian melihat wajahnya dikaca yang terlihat lebuh cantik. Ibu berkata Hye-sung seperti Picasso. Ibu mengatakan mungkin mereka harus merubah jurusan Hye-sung menjadi jurusan seni.


Hye-sung mengeratkan pelukannya pada foto ibu.

Soo-ha memanggil Hye-sung dari luar, memintanya untuk makan, karena Hye-sung belum makan apapun hari ini.

Soo-ha yang akan mengambil minuman dari kulkas melihat ada pesan masuk ke ponsel Hye-sung, dia membacanya. Dari Kwan-woo, ada dua:
“Aku akan kesana…aku sangat khawatir.”

“Aku ada di depan rumahmu. Aku akan menunggu sampai kau keluar menemuiku.”

Soo-ha menemui Kwan-woo.
Kwan-woo: “Bagaimana keadaannya? Bagaimana dia menghadapinya?”
Soo-ha: “Dia menahannya dengan baik. Tapi aku pikir itu tidak akan mudah untukmu bertemu dengannya secepatnya.”

Kwan-woo: “Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan. Aku tidak bisa menyerah begitu saja untuk Pengacara Jang.”
Soo-ha: “Pengacara Jang sangat menyukaimu. Dia memiliki waktu yang sulit karena dia sangat menyukaimu. Jadi, beri dia waktu dan tunggulah dan lindungi dia.”

Kwan-woo: “Kau.. tidak membenciku?”

Soo-ha: “Aku akan masuk.” Soo-ha berbalik badan hendak masuk.


Kwan-woo: “Kau…juga membenciku karena aku berpihak pada Min Joon-guk, kan?”

Soo-ha diam sejenak kemudian berbalik sambil tersenyum, “Tidak, kau melakukannya dengan baik.”
Kwan-woo: “Apa?”


Soo-ha: “Aku sangat berterimakasih.” Soo-ha membungkuk hormat.

Saat Soo-ha membalik badannya lagi, raut wajahnya berubah, “Terima kasih. Telah memberiku kesempatan.”


Di kamar, Soo-ha menandai kalender di ponselnya, hari keputusan. Dan terlihat pisau lipat di dalam tasnya.

(yang udah nonton, pada sadar gak, kalo di ponsel Soo-ha tanggalnya adalah 3 Juli 2012. Tahun lalu lho… berarti, mungkinkah nanti adegannya ada yang berlanjut ke “setahun kemudian” alias 2013?)

*** 


Di kelas Soo-ha. Soo-ha tidak hadir lagi di kelas, Seung-bin menirukan suara Soo-ha ketika guru mengabsen. Tapi sayang Joon-gi melaporkannya. Soo-ha sudah sering bolos sekolah.

*** 


Soo-ha berada di rumah Hye-sung. Dia memperbaiki lampu yang tidak menyala, juga lemari dapur yang pintunya rusak.



Soo-ha membawa dua tas, sepertinya dia akan pergi. Sebelumnya Soo-ha meletakkan sepatu laki-laki milik Hye-sung di depan pintu. Setelah melihat ke sekeliling ruangan sekali lagi, Soo-ha keluar.
*** 

Hye-sung berada di rumah abu ibunya.
“Seperti 10 tahun yang lalu, aku merasa sangat takut. Karena kau mengatakan aku harus berani. Kau selalu mengatakan bahwa aku benar. Dan saat itu aku pikir kau benar. Tapi aku menyadarinya, bahwa aku salah. Hidup tidak seperti dongeng. Aku seharusnya lari seperti Do-yeon.”


Hye-sung menyandarkan kepalanya, “Maafkan aku, ibu.”


Soo-ha datang, dia mengetahui Hye-sung ada disana karena melihat dari  pikiran Hye-sung tadi pagi. Soo-ha mengajak Hye-sung ke aquarium, Aquaquest.
*** 
Hye-sung: “Kau bukan anak kecil lagi. Mengapa kau sangat ingin pergi ke aquarium di tengah hari seperti ini?”
Soo-ha: “Akhirnya, setelah empat kali mencoba, aku ada disini.”

Hye-sung: “Mengapa sampai empat kali?”
Soo-ha: “Pertama, aku akan pergi bersama ayahku, tapi dia meninggal, jadi aku tidak jadi pergi. Lalu, aku seharusnya datang kesini saat filed trip di sekolah menengah. Tapi aku sakit, jadi aku tidak bisa datang. Dan ang ketiga, saat kita akan pergi setelah persidangan kakek Dae-sung, tapi tidak jadi.”

Hye-sung: “Hey, aku sudah akan pergi. Kau yang membatalkannya. Kau bahkan tidak menjawab telpon.”

Soo-ha: “Benarkah aku yang melakukannya?”

Hye-sung: “Tapi mengapa kau ingin datang kesini?”
Soo-ha: “Kau tahu alasannya. Kau tahu bahwa duniaku lebih berisik daripada orang lain. Aku pikir akan sangat nyaman dan hening disini.”

Hye-sung: “Kau benar. Disini nyaman dan damai. Seperti tidak pernah terjadi hal buruk dalam hidup.”

Soo-ha: “Aku sudah mengemas semua barangku dari tempatmu sebelum aku kesini.”
Hye-sung: “Apa?”


Soo-ha: “Jangan khawatir. Min Joon-guk tidak akan mengganggumu lagi. Percayalah padaku.”

Hye-sung: “Bagaimana kau mengetahuinya?”
Soo-ha: “Aku melihatnya selama persidangan. Jadi kau bisa percaya apa yang ku katakan.”

Hye-sung: “Itukah mengapa kau meminta datang kesini? Seperti perpisahan?”
Soo-ha: “Dan juga, ada sesuatu yang harus aku katakan sebelum pergi. “

Hye-sung: “Suasana seperti apa ini? Apa kau tidak akan pernah menemuiku lagi?”
Soo-ha: “Aku di tahun terkahir sekolah. Aku harus belajar.”

Hye-sung: “Baiklah kalau begitu, apa yang ingin kau katakan padaku?”
Soo-ha: “Tentang ibumu… dia sangat bangga padamu sampai saat terakhir dia akan meninggal.”
Hye-sung: “Apa?”

Soo-ha: “Aku membaca pikiran Min Joon-guk saat di pengadilan.”

Flashback….
Joon-guk: “Kau harus tahu mengapa kau akan ku bunuh. Aku akan membunuhmu karena sepuluh tahun yang lalu, putrimu berdiri menjadi saksi dalam kasusku. Mengerti? Apakah itu membuatmu marah?”

Ibu: “Ya, aku marah. Fakta bahwa aku tidak mengetahui lebih banyak tentang putriku membuatku marah. Jika aku tahu dia gadis dengan keberanian yang sangat besar, aku akan mendoakannya lebih banyak lagi. Dan aku tidak akan sering memukulnya. Aku selalu terlalu kasar dengan ucapanku.”


Flashback end…


Soo-ha: “Bahwa dia akan menari kemenangan walaupun dia ada di surga.”
Hye-sung: “Dia selalu melakukan hal itu.”

Soo-ha: “Jadi, jangan salahkan dirimu sendiri, oke?”
Hye-sung: “Terima kasih telah memberitahuku.”

Soo-ha: “Dan jangan terlalu membenci Pengacara Cha. Dia melakukan hal itu karena dia sangat menyukai mu. Dia percaya pada cerita Min Joon-guk sekarang. Dia berpikir kau salah paham padanya. Dia ingin menyelesaikan kesalahpahaman mu pada Joon-guk. Tapi itu karena dia tidak tahu kebenarannya. Dalam posisinya, itu mungkin hal terbaik yang bisa dia lakukan.”

Hye-sung: “Aku tahu.”

Soo-ha: “Dan, mungkin juga kau sudah tahu. Kau sangat juga menyukai Pengacara Cha. Itulah mengapa ini sangat menyakitkan. Jadi jangan bersembunyi terlalu lama, dan terimalah hatinya. Itu akan bagus untuk kalian berdua.”

Soo-ha berdiri dan pamit pergi, “Aku akan pergi sekarang, aku sudah mengatakan semua yang harus kau ketahui. Jaga dirimu.”


Soo-ha berbalik dan berjalan menjauh, wajahnya menunjukkan kesedihan.
Hye-sung memanggilnya, “Soo-ha… ah… lupakan. Selamat tinggal. Terima kasih untuk semua yang kau lakukan untukku. Belajar yang rajin, oke?”




Soo-ha sudah akan menangis, dia kemudian berbalik lagi menghampiri Hye-sung.
Soo-ha: “Ada…satu hal lagi yang kau tidak tahu…”


Soo-ha menggapai punggung Hye-sung, dan menciumnya, dengan air mata menetes di pipinya. Hye-sung terkejut dan tak kuasa melakukan apapun. Dia hanya memandangi Soo-ha yang semakin menjauh meninggalkannya.


Epilog.


Kwan-woo: “Haruskah kita makan malam untuk mengganti kencan kita yang batal waktu itu? bagaimana kalau malam ini?”
Hye-sung: “Baik…jika kau mau… ah, lupakan. Aku tidak bisa.”

Kwan-wo: “Kenapa?”

Hye-sung: “Aku punya janji. Sebelumnya Soo-ha dan aku sudah berjanji akan pergi ke suatu tempat.”
Kwan-woo: “Kau tidak bisa membatalkannya?”

Hye-sung: “Itu sedikit sulit. Jika aku membatalkannya, dia akan sedih. Maafkan aku sekali lagi. Tapi, aku sudah berjanji pada Soo-ha lebih dulu.”
Soo-ha tidak mendengarkan percakapan itu, karena dia terlanjur patah hati dan pergi menjauh.





Note:
Hye-sung dan Kwan-woo, dua-duanya merasa pasangan masing-masing tidak saling percaya, dan dua-duanya merasa benar. walaupun kita tahu Hye-sung yang benar, tapi kita tidak bisa menyalahkan Kwan-woo juga. dia hanya terjebak dalam rencananya Joon-guk. dan kita tau Kwan-woo pun terluka... lihat saja, dandanannya gak necis lagi, matanya merah mungkin kurang tidur mikirin Hye-sung.

dan mengenai tanggal di ponsel Soo-ha aku masuh bingung, apakah drama  ini memang setingnya di tahun 2012 ya? karena dari awal aq gk nangkep itu.. atau memang nanti ada kelanjutan cerita di tahun 2013?

dan sampai saat ini belum juga terungkap, siapa ayah Do-yeon, dan apa penyebab Joon-guk membunuh ayah Soo-ha.

oya, untuk yang bertanya kapan jadwal sinopsis di posting, jawabannya adalah jumat, sabtu, minggu, dan senin pagi untuk tiap bagian dalam 2 episode. harusnya begitu, tapi karena ada lain hal yang kejadiaannya tidak direncanakan, walaupun sudah selesai aku buat, mungkin akan telat di posting, jadi harap sabar aja..
dan yang ingin tahu kapan drama ini tayang, ada yang bisa bantu jawab? :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar