Selasa, 08 Oktober 2013

I HEAR YOUR VOICE Episode 9 - 2


 Hye-sung berlari memeluk Soo-ha. Soo-ha diam terkejut, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Darah bercucuran, Soo-ha menusuk Hye-sung. Joon-guk juga tak kalah terkejut.
Soo-ha tak bisa berkata apapun, hanya suara tertahan.
Hye-sung berbicara dalam  kesakitannya: “Hey, kau bodoh. Aku sudah mengatakannya, jika kau membunuh seseorang, kau buka lagi korban, tapi pembunuh. Mengapa kau tidak mendengarkan..?”


 Hye-sung kesakitan. Pisau terlepas dari tangan Soo-ha. Hye-sung tak sanggup berdiri lagi, dia akan terjatuh tapi di pegang Soo-ha.
Soo-ha kalut, panik dan berkata dengan terbata-bata: “Mengapa…? Mengapa kau….?”

Joon-guk tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dia mengambil pisaunya, dan di lihat Hye-sung. Hye-sung berteriak, Soo-ha menoleh, dan kemudian melindungi Hye-sung. Punggung kanan Soo-ha tertusuk. Joon-guk akan menusuk lagi, tapi ditahan Soo-ha. Soo-ha memukulinya terus menerus.



 Soo-ha: “Mati! Mati kau bajing*n!”  Soo-ha kalap, dia mencekik Joon-guk.
“Jangan, Soo-ha!” Hye-sung berteriak mengingatkan.

 Sesaat Soo-ha tampak bingung. Namun kemudian dia melepaskan Joon-guk dan menghampiri Hye-sung. Mendekapnya.


 Joon-guk mengambil lagi pisaunya, hendak menyerang kembali, tapi terdengar teriakan Kwan-woo.
Kwan-woo: “Pengacara Jang! Kau dimana? Pengacara Jang! Park Soo-ha! Jawab aku!”

Joon-guk berlari kabur dengan membawa pisau Soo-ha.

 Hye-sung berbicara dengan pikirannya, “Jangan katakan pada siapapun tentang apa yang terjadi. Katakan pada mereka bahwa kau tidak menusukku, tapi Min Joon-guk yang melakukannya. Oke? Jika kau mengatakan omong kosong…..kau akan pergi ke….” Hye-sung tak sadarkan diri.

Soo-ha: “Tidak. A…a…bangun.” Soo-ha menahan tangisnya. (susah mendeskripsikan suaranya Soo-ha..)


 Kwan-woo masih mencari mereka. Dia melihat ke jendela luar, dan terlihat Joon-guk yang berlari dengan memegang pisau dan berlumuran darah. Kwan-woo tertegun.  Joon-guk melihatnya dan menyeringai.
Kwan-woo tersadar, dan terus berteriak, “Pengacara Jang! Tetap disana. Jawab aku! Soo-ha!” Kwan-woo berlari menuju parkiran basement. “Pengacara Jang! Jawab aku!”

 Kwan-woo pun melihat Soo-ha yang mendekap Hye-sung yang tak sadarkan diri.
Soo-ha: “Tolong..”

Kwan-woo berlari menghampiri mereka sambil menangis, “Pengacara Jang! Bangun, Pengacara Jang!”
Kwan-woo membopong Hye-sung.
 Polisi berdatangan ke tempat kejadian.

 Hye-sung dibawa masuk ke ruang operasi.

Kwan-woo menunggu di depan ruangan dan menangis. Soo-ha datang setelah lukanya di obati. Dia melihat Kwan-woo yang menangis dari jauh. Soo-ha menangis..




 Di ruang perawatan. Soo-ha berdiri disamping ranjang. Dia memandangi Hye-sung yang masih belum sadar dan memegang tangannya, erat. Soo-ha lalu mendekatkan kepala ke wajah Hye-sung. Dia berbisik di telinga Hye-sung mengatakan sesuatu. (tapi tidak diperdengarkan pada penonton.)
Soo-ha melepaskan pegangan tangannya, dan pergi.


 Kembali ke adegan di awal episode.
Hye-sung membuka matanya dan menanyakan Soo-ha.
Lalu terdengar narasi Hye-sung, “Hari itu..Soo-ha menghilang.”
 Hye-sung menelpon seseorang, “Ya? Itu karena aku tidak bosa menghubungi Soo-ha..aku bahkan tidak tahu dia berada dimana. Bisakah kau kembali ke korea dan bersama-sama…. Aku mengerti kau sibuk, tapi kau tetap masih walinya. Aku dengar kau mengambil semua uang asuransi ayah Soo-ha. Uang bukan hanya yang dibutuhkan dari seorang wali!”
 “Aku baru saja menghubungi pamannya Soo-ha, tapi dia tidak peduli dengan keselamatan Soo-ha. Soo-ha tidak mempunyai saudara yang bisa ia andalkan. Dia juga seseorang yang sulit mempunyai teman sejati.
 Min Joon-guk dicari untuk percobaan pembunuhan dan pembalasan dendam.
 Polisi meningkatkan patroli mereka di sekitar rumahku untuk mencari Min Joon-guk.
 Pengacara Cha mengundurkan diri dari posisinya sebagai pembela umum.”
 Kwan-woo: “Aku akan kembali untuk mengambil barang yang tersisa.”
Pengacara Shin: “Apakah  ini disebabkan rasa bersalahmu karena membela Min Joon-guk? Alasan itu belum cukup.”

Kwan-woo: “Ini lebih dari cukup. Aku mempunyai kecurigaan, dan karena kecurigaan itu, Pengacara Jang terluka. Apakah dibutuhkan alasan lain?”
Pengacara Shin: “Jadi kau memilih bertanggung jawab dengan melarikan diri?”

 Kwan-woo: “Maafkan aku.. aku tidak bisa melakukan hal lain. Hanya ini.”
Yoo-chang: “Lalu bagaimana kau akan menjalani hidupmu ke depan? Kau sedikit terlalu tua untuk memulai kembali.”

Kwan-woo: “Aku akan membantu bisnis ayahku sementara waktu. Itu cukup untuk mendapatkan sedikit uang. Lalu dengan perlahan aku akan mencari apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Aku akan sering mampir.

Yoo-chang dan Pengacara Shin menatap kepergian Kwan-woo dengan kecewa.

“Lalu setelahnya, berita tentang Soo-ha dan Min Joon-guk datang dari tempat yang tidak aku duga.”

 Ada seorang pria di pemacingan, yang menemukan potongan tangan seseorang.
*** 


 Hye-sung mengawasi seorang petugas yang memperbaiki pintu rumahnya. Hye-sung melihat berita di televisi:
“Tadi malam sekitar pukul 9, di tempat pemancingan di daerah Yeonjo, potongan tangan kiri dari mayat telah ditemukan, polisi memulai penyelidikannya.”

Hye-sung mendekati televisi.
“Berdasarkan sidik jarinya, pemilik tangan tersebut adalah Tuan Min, yang berada dalam daftar pencarian orang. Polisi memperkirakan bagian tubuh Tuan Min berada tidak jauh dari sana dan mereka mencari di daerah sekitarnya. Polisi menemukan pisau, dan ponsel pembunuh di tempat kejadian. Semua yang ditemukan akan diselidiki sebagai bukti dari pembunuhan.”

Hye-sung terkejut. Ada kemungkinan Soo-ha terlibat. Ponsel dan pisau yang ditemukan adalah milik Soo-ha.
*** 

 Hye-sung mendatangi kantor polisi. Dia mendengar penyidik yang marah-marah di telpon, menyuruh untuk segera menemukan tubuh Min Joon-guk.
Penyidik: “Kau siapa?”
Hye-sung: “Aku Jang Hye-sung, seorang pembela umum. Aku walinya Park Soo-ha.”

Penyidik: “Park Soo… kau seharudnya menjadi wali yang baik. Dia membunuh orang!”  si penyidik membentak Hye-sung.
Hye-sung: “Apakah ada bukti dan saksi? Apakah itu terekam di CCTV? Mengapa kau berpikir Park Soo-ha adalah pelakunya? Itu bisa saja orang lain!” Hye-sung balas membentak.

Penyidik: “Sebelum kau bicara….silahkan duduk.”

 Hye-sung duduk, penyidik memperlihatkan berkas.
Penyidik: “Siapa lagi yang akan melakukan ini? Min Joon-guk dan Park Soo-ha adalah musuh. Dan semua bukti mengarah pada Park Soo-ha. Orang terakhir yang berbicara dengan Min Joon-guk adalah Park Soo-ha. Pisau dan ponsel mempunyai banyak sidik jari Park Soo-ha. Jika kami memiliki bukti sebanyak itu, tidakkah bisa dirasa bahwa pelakunya adalah Soo-ha?”

Hye-sung tampak berpikir.. “Apa kalian semua masih mencari Soo-ha?”
Penyidik: “Tentu saja, kami melakukannya. Jika kau tahu dimana dia berada, tolong laporkan pada kami.”
 Hye-sung keluar dari kantor polisi. Dia tampak berpikir dan berbicara pada dirinya sendiri, “Itu bukan mimpi. Aku yakin itu bukan mimpi.”
 “Aku tidak akan melakukan hal yang kau khawatirkan. Aku akan memegang janjiku. Jadi tolong percayalah padaku.”
 “Ya. Itu bukan mimpi. Dan…Soo-ha akan menjaga janjinya!” Hye-sung tersenyum.
*** 

 Penyidik mendatangi kelas Soo-ha. Dia menanyakan loker Soo-ha.
Seong-bin segera menjawabnya, “Loker Soo-ha tidak ada disini. Dia tidak pernah menggunakan loker.”
 Joon-gi mengambil tasnya dan menunjukkan loker Soo-ha, lalu dia keluar. Seong-bin kesal, kemudian panik saat penyidik membuka lokernya, tapi tidak ada apapun disana.

Seong-bin lega. Kemudian dia menyusul Joon-gi keluar. “Hey, Kim Joon-gi!”

 Seong-bin berlari ke arah Joon-gi dan memukulnya hingga jatuh, “Kau mengadukannya pada semua orang, dan sekarang kau mengadukannya pada penyidik?!” Seong-bin mencubit pipi Joon-gi dengan keras.
Di samping mereka ada headset dan buku diary milik Soo-ha, terjatuh dari tas Joon-gi. Sepertinya Joon-gi mengambilnya sebelum penyidik datang.
*** 

 Seong-bin menghias kuku Hye-sung.
Seong-bin: “Mengapa kantormu terasa dingin?”
Hye-sung: “Pengacara Shin sedan di persidangan…Yoo-chang sedang memfotokopi sesuatu. Apa kau mendapatkan kabar dari Soo-ha?”

Seong-bin: “Tidak.. Eonni, sebagian dari diriku menginginkan menemukan Soo-ha denan cepat, dan sebagian lagi ingin Soo-ha tetap bersembunyi.”
Hye-sung: “Kau tidak mau bertemu Soo-ha? Kau bilang sangat menyukainya.”

Seong-bin: “Aku menyukainya. Jiga merindukannya. Tapi, jika dia ditangkap, dia akan masuk penjara.”
Hye-sung: “Apa kau berpikir Soo-ha adalah seorang pembunuh?”

Seong-bin: “Eonni, bagaimana denganmu?”
Hye-sung: “Aku tidak berpikir seperti itu. tidak. Aku tidak berpikir bahwa dia bukan seorang pembunuh, tapi Soo-ha benar-benar bukan seorang pembunuh. Aku sangat yakin. 100%.”

Seong-bin tersenyum: “Kau lebih pintar dari pada aku, jadi mungkin kau benar.”
Seong-bin akan pergi, tapi dia berbalik kembali, dan memberikan boneka beruang Soo-ha.

Hye-sung: “Apa ini?”
Seong-bin: “Soo-ha akan memberikannya padamu, tapi dia tidak melakukannya.”

Hye-sung: “Sebuah boneka untukku? Ini tidak cocok denganku….Apa kau yakin?”
Seong-bin mengangguk, “Ya, aku yakin. Aku sangat yakin. 100%.”
*** 
 



Hye-sung pulang kerumah. Dia akan tiduran di dipan depan rumah dengan tas sebagai bantalnya. Dia kaget karena ada suara Soo-ha. Boneka di dalam tasnya tertekan.  Hye-sung mengingat saat dia meminta Soo-ha mengatakan bahwa dia melakukannya dengan baik, setelah persidangan si kembar. Hye-sung menekan perut bonekanya beberapa kali, “Kau melakukannya dengan baik, Pengacara Jjang.”
Hye-sung: “Kau bahkan tidak menggunakan bahasa formal.”
Hye-sung menahan tangisnya.

*** 


Setahun kemudian.
Hye-sung bersiap akan berangkat kerja. Gaya rambutnya berubah, model sepatunya juga lebih berani. Dan rumahnya kembali menjadi berantakan seperti kapal pecah.

Hye-sung berada di halte bis. Dia melihat siswa sekolah dan mengingatkannya pada Soo-ha.
*** 

Di sauna. Kwan-woo berbincang dengan salah satu pelanggannya yang ingin mengadukan sesuatu ke pengadilan. Kwan-woo menyarankannya meminta pada hakim untuk didampingi seorang pembela umum, pengacara gratis. Tapi si pelanggan tidak percaya dengan pengacara gratis.
Kemudian ada yang meminta bantuan Kwan-woo ditempat pembelian makanan.
Kwan-woo awalnya tidak sadar, “Oh, Yoo-chang!”

Yoo-chang: “Aku datang karena aku bosan.. Pengacara Shin… maksudku Kwan-woo, ini terlihat seperti kau hidup dalam kualitas tertinggi.” (ngeledek..)

Kwan-woo: “Ya, benar. Tapi, bagaimana kabar Pengacara Shin?”
Yoo-chang: “Dia sangat kelelahan. Hanya dua orang yang melakukan pekerjaan dimana biasanya ada tiga orang. Dia tidak bicar dengan Pengacara Jang selama setahun ini. Namun, mengapa kau tidak menanyakan tentang Pengacara Jang?”


Kwan-woo: “Dia, melakukannya dengan baik kan?”

Yoo-chang: “Dia sama seperti setahun sebelumnya.”
Kwan-woo berpikir: “Dia kembali menjadi dirinya setahun yang lalu? Dia menjadi lebih muda?” tanya Kwan-woo serius.

Yoo-chang menghamburkan makanannya ke muka Kwan-woo: “Mengapa kau sangat menjengkelkan?! Kau tidak berubah sama sekali! Kau menjengkelkan!”
Kwan-woo: “Kau sangat kotor!”

*** 




 Hye-sung berubah menjadi dirinya yang dulu. Malas-malasan membela klienya. Dengan pernyataan yang sama, bahkan da terkadang lupa klienya laki-laki atau perempuan. Hakim dan jaksa sangat kesal dengan kelakuannya.
Hakim Kim keluar sidang dengan kesal, “Dalam pernyataan Pengacara Jang hari ini, itu tidak lebih lama dari 30 detik?! Yang dia inginkan hanya uang. Dia seharusnya lebih bertanggung jawab!”


Hakim 1: “Mungkin…dia sedang melakukan protes di depanmu? Karena kasus Min Joon-guk.”
Hakim Kim: “Mengapa kau membicarakan hal itu lagi??”

Hakim 2: “Aku juga merasa tidak nyaman setiap kali melihatnya. Kasus itu—“

Hakim Kim: “Hentikan!”
Para hakim sepertinya merasa mereka mengambil keputusan yang salah. Pengacara Shin yang duduk tidak jauh, mendengar pembicaraan mereka.
*** 
Hye-sung masuk ke dalam lift yang sama dengan Do-yeon.
Do-yeon: “Apa kau punya waktu? Aku akan mentraktirmu makan.”
Hye-sung: “Aku tidak memiliki alasan untuk mendapatkan makanan darimu.”

Do-yeon: “Mengapa tidak? Beberapa tahun yang lau, aku menghabiskan uang karenamu. Itu semua karenamu. Terima kasih.”

(kejadian kembang api itu, Hye-sung terpaksa mengakuinya agar Do-yeon membantunya dalam kasus  Min Joon-guk.)

Hye-sung: “Ya, itu semua karenaku. Apa kau senang? Karena kau menang melawanku?”
Do-yeon: “Ini tidak menyenangkan. Jadi, cepatlah kembali dan bersungguh-sungguh.”

*** 

 Hye-sung menyandarkan kepalanya ke jendela bis.
Dia lalu mengetik sms yang ditujukan pada ibunya.
“Ibu..hari ini sangat berat. Semua terdakwa telah berbohong..bahkan Do-yeon mengejekku. Ibu..aku kembali menjadi belut daripada naga..Haruskah aku tetap melakukannya?”

 Lalu Hye-sung melihat sms-sms nya yang ditujukan pada ibu sebelumnya.
Ibu…drama yang selalu kau tonton sudah tamat. Putrinya bertemu dengan ibu kandungnya. Dan pada akhirnya, putrinya dan ibu kandungnya berpelukan dengan erat.”
“Ibu…ibu…”
:Ibu..apa yang harus aku makan hari ini? Aku ingin makan sup rumput laut buatanmu.”
“Aku punya banyak hal yang ingin kau lakukan untukku.”
“Aku sangat sedih kita tidak bisa pergi liburan bersama.”
“Aku demam dan hidungku ingusan.”
“Ini hari keluarga. Aku menyimpan bunga anyelir karena kau sangat menyukainya.”
“Kau selalu seperti itu, ibu.”



Hye-sung melihat seorang pria yang memakai headset sedang berjalan di luar. Hye-sung dengan cepat menghentikan busnya dan berlari mengejar pria itu.

“Park Soo-ha!!” Hye-sung membalikkan badan pria itu, dan dia bukan Soo-ha.


Hye-sung dikamarnya mengobati lecet di kakinya akibat tadi berlari mengejar pria yang bukan Soo-ha.
Dia menekan boneka beruangnya, “Bagus, apanya yang bagus, kau bodoh?”
Hye-sung menelungkupkan bonekanya, dan dia bersiap tidur.

*** 


Penyidik memasuki rumah seorang kakek tua yang sedang mencuci beras.
Penyidik: “Apakah ada orang yang bernama Park Soo-ha disini?”
Kakek: “Park Soo-ha?”


Penyidik lalu memperlihatkan gambar Soo-ha. Kakek sangat terkejut sampai menjatuhkan pancinya yang berisi beras.

Tampak seorang pria yang sedang memunguti telur ayam di kandangnya.
Kakek: “Soon-wook!”
Pria: “Ya, kakek.”

Kakek: “Beberapa orang datang mencarimu.”

 Si pria menoleh, dan itu adalah Park Soo-ha.

Soo-ha keluar kandang, “Ada masalah apa?”
Penyidik: “Kau Park Soo-ha, kan?”
*** 
Hye-sung menjawab telpon di balik selimut. Lalu dia bangun dengan cepat.
Hye-sung: “Apa? Kau menemukan Soo-ha?”

Peyidik: “Bocah ini bersembunyi di daerah pedalaman. Dia mengubah namanya menjadi Lee Soon-wook dan dengan sepenuhnya mengubah identitasnya.”

Hye-sung berjalan dengan cepat menuju kantor polisi. Di depan kantor dia bertemu dengan penyidik.
Hye-sung: “Dimana Soo-ha?”
Penyidik: “Dia sedang diperiksa.”

Hye-sung: “Apa dia baik-baik saja? Apakah dia terluka?”
Penyidik: “Dia baik-baik saja. Tapi entah di sangat pintar atau benar-benar bodoh. Aku tidak bisa mengatakan dia yang mana.”

Hye-sung: “Apa maksudnya?”
Penyidik: “Saat pemeriksaan sudah selesai, aku akan mengatakan semuanya padamu.”


Hye-sung berlari masuk kedalam, dia menyenggol penyidik. Penyidik berteriak bahwa Soo-ha masih diperiksa. (Belum boeh ditemui.)

Hye-sung tidak peduli, dia masuk ke dalam. Ada seseorang yang sedang duduk dan menunduk disana.

Hye-sung: “Soo-ha.”

Si pria menoleh, dan itu memang Soo-ha.
Hye-sung menghampirinya, “Soo-ha. Park Soo-ha.”
Hye-sung memukul Soo-ha, “Kau bodoh! Darimana saja kau? Kau harus menjawab telponmu, aku sakit karena mengkhawatirkanmu!”


Hye-sung membolak balik badan Hye-sung, “Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka? Mengapa mereka memborgolmu?”

 Soo-ha kebingungan, “Apakah namaku Park Soo-ha? Semua orang disini memanggil namaku dengan nama itu. Apa kau mengenalku?”
Hye-sung melepaskan pegangan tangannya pada Soo-ha. Dia terlihat bingung.




Note:
Hidup Hye-sung tanpa Soo-ha, berantakan.... dia sudah terbiasa dengan kehadiran Soo-ha disampingnya..
Hye-sung kembali menjadi pengacara yang pemalas, tapi mungkin benar juga, dia seperti itu karena sedang protes pada hakim.
Dan Soo-ha, entah apa penyebabnya dia menjadi hilang ingata, dan kepribadiannya berubah, bahkan kemampuan membaca pikirannya pun sepertinya menghilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar